BOYOLALI, Lingkarjateng.id – Ardian Hafidz Annafi, seorang pelajar di Boyolali yang lolos di 7 universitas populer di dunia. Pelajar yang gemar membaca sejak kecil ini dibesarkan dari orang tuanya yang hanya bekerja sebagai jasa laundry dan buruh serabutan.
Yuni Puji Astuti, seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya menerima jasa laundry di rumahnya, Desa Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Sementara suaminya, Mardiono bekerja sebagai buruh serabutan harian.
Sudah satu pekan terakhir, mereka menjadi buah bibir warga desa karena anak pertama mereka, Ardian Hafidz Annafi berusia 18 tahun telah lulus SMA dan diterima di 7 perguruan luar negeri yang merupakan jajaran universitas unggul dunia.
Yuni Puji Astuti tidak menyangka, anaknya yang dibesarkan dari keluarga yang sederhana ini mampu melanjutkan sekolah dan diterima di universitas luar negeri melalui jalur beasiswa.
Diungkapkan oleh Yuni, Ardian sejak sekolah dasar memang gemar membaca buku. Orang tua Ardian berharap, kelak Ardian bisa bermanfaat bagi Indonesia dan mampu mengangkat derajat orang tua.
“Alhamdulillah, anak saya bisa diterima di 7 universitas top di luar negeri. Kami sekeluarga dari orang yang tidak mampu dan sederhana. Dan mungkin juga nanti kalau Ardian kuliah di luar negeri bisa mengangkat derajat orang tuanya. Jadi, bagi Indonesia, mungkin bisa mengangkat negaranya dan bisa memberi inspirasi teman-temannya untuk selalu belajar dan tekun membaca,” tutur Yuni Puji Astuti.
Ditemui di SMA Pradita Dirgantara Boyolali, Ardian tidak menyangka dirinya bakal diterima di 7 universitas dunia. Sejak kelas X, Ardian mempunyai cita-cita ingin melanjutkan study-nya ke luar negeri dan sudah menyiapkan segala kebutuhan untuk memenuhi persyaratan pendaftaran di universitas luar negeri.
Ketujuh universitas top dunia yang menerima Ardian tersebut tersebar di Kanada, Selandia Baru dan Australia yang masing-masing menempati peringkat Top 100 dunia dan Top 200 dunia versi QS World University Rangkings.
Mengenal Khoerul Ayu Rhidohan, Apoteker yang Peduli Pendidikan
Universitas itu diantaranya University of Toronto Kanada, University of British Columbia, University of Western Australia, Wageningen University Belanda, University of Otago Selandia Baru, Curtin University Australia dan Victoria University of Wellington Selandia Baru.
“Jujur saja saya tidak menyangka, karena universitas-universitas itu termasuk top dunia. Jadi saya kaget sekaligus bangga terhadap diri saya sendiri, kalau saya ternyata bisa diterima di universitas-universitas tersebut,” jelas Ardian.
Ardian mengatakan akhirnya ia memilih University of British Columbia dengan jurusan geologi, karena suatu saat ingin menjadi ahli geologi dan menggali potensi mineral yang ada di Indonesia.
“Saya memilih di University of British Columbia. Saya memilih melanjutkan study saya di bidang geologi spesialisasi di mineral,” ucapnya.
Keberhasilan Ardian ini juga takk lepas dari pihak SMA Pradita Dirgantara yang sudah membimbingnya selama 3 tahun dengan memberikan bekal kecakapan khususnya Bahasa Inggris yang sudah menjadi bahasa keseharian di dalam sekolah.
SMA Pradita Dirgantara merupakan sekolah asrama atau boarding school yang berada di bawah naungan TNI angkatan udara.
“Secara keseharian, sebetulnya Ardian ini pendiam. Tapi memang dia memiliki potensi yang luar biasa. Di tengah kesederhanaan dan kemauannya yang kuat itu dia telah berhasil membuktikan. Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana dan dari desa, namun bisa diterima di berbagai perguruan tinggi bergengsi di luar negeri,” kata Muhammad Ridwan Aziz, Waka Kurikulum Nasional SMA Pradita Dirgantara.
Selain Ardian, ada beberapa siswa lainnya yang juga diterima di berbagai universitas luar negeri. Direncanakan, Ardian bersama dengan 147 siswa lainnya akan wisuda pada tanggal 31 Mei 2022 mendatang. (Lingkar Network | Lingkar TV)