PATI, Lingkarjateng.id – Sugeng Sugiantoro, pria kelahiran Pati, 31 Juli 1973 ini memiliki perjalanan karier yang sangat inspiratif. Mengawali karier di bidang pariwisata dari bawah, saat ini Sugeng sudah menduduki posisi General Manager (GM) hotel bintang lima di Magelang, dan juga dipercaya sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Jawa Tengah. Di mana jabatan Ketua BPPD ini berdasarkan amanat Undang-Undang Pariwisata dan disahkan oleh SK Gubernur Jawa Tengah.
Berangkat dari sebuah keluarga sederhana, di mana keluarga besar Sugeng banyak yang menjadi anggota kepolisian atau tentara. Karena itu, dari awal dirinya telah disiapkan keluarga untuk bisa menjadi anggota kepolisian atau tentara. Kecenderungan tersebut membuat Sugeng remaja menjadi siswa yang anti mata pelajaran bahasa Inggris.
“Jadi saya sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris saat SMA, karena kerjaan saya kalau pelajaran bahasa Inggris itu nilep (kabur),” jelas Sugeng, mengenang masa lalunya.
Hingga suatu hari, ketika libur Hari Raya Idul Fitri tahun 1991, Sugeng ikut kerabatnya ke Pulau Lombok. Saat itu, ia sudah lulus SMA dan sempat merasa tidak yakin mau menempuh jalur kepolisian. Meski begitu, untuk mengantongi ijin orang tua, ia berpamitan ikut Pakde ke Lombok untuk jadi polisi di sana.
Mengenal Muhammad Zamzami, Jadi Miliader Berkat Bisnis Tembakau di Jepara
“Pakde saya ini orang Lombok dan ia polisi juga. Jadi orang tua percaya dan mengizinkan saya ikut ke Lombok untuk daftar polisi,” terangnya sambil tersenyum.
Setiba di Lombok, ia melihat banyak turis dan akrab dengan bahasa Inggris. Dari sanalah titik balik perjalanan kariernya dimulai. Ia pun berbohong kepada orang tuanya untuk bisa mendaftar Diploma 1 jurusan Pariwisata di Lombok.
“Waktu itu saya bilang ke Ibu saya, minta Rp600.000 untuk modal daftar polisi. Nah, uang itulah saya gunakan untuk daftar sekolah Pariwisata D1,” kenangnya.
Perjalanan tak selalu mulus. Sugeng mulai mendapat kesulitan, karena dosen-dosennya mengajar menggunakan bahasa Inggris. Namun, kegigihannya tak terpatahkah. Meski 3 bulan pertama ia jadi mahasiswa yang duduk di bangku paling belakang karena buta bahasa Inggris, justru di bulan keempat ia sudah duduk di bangku paling depan dan jadi salah satu mahasiswa berprestasi yang lulus duluan dan dapat kerja duluan dibanding teman-teman seangkatannya.
Kisah sukses Sugeng Sugiantoro tidak berhenti di sana. Dalam kurun waktu yang cukup singkat, ia sudah bisa mengubah posisi dari resepsionis, menuju supervisor, lalu dipercaya jadi asisten manajer. Setelah itu, ia pun berpindah-pindah posisi lagi. Hingga akhirnya menjadi General Manager (GM) hotel berbintang 5 di Magelang, sekaligus dipercaya menjadi Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Tengah.
“Saya tidak pernah merencanakan untuk kerja di hotel. Tapi semua itu mungkin terjadi dengan niat dan kegigihan kita, bisa mencapai tujuan meskipun dengan segala keterbatasan. Waktu itu saya merantau, uang pas-pasan, dan kala itu saya berjuang sendiri di sana tanpa kenalan dan tanpa relasi. Tapi saya bisa karena kerja keras,” tuturnya.
Mengenal Wanda Chamidah, Sukses Berbisnis Hidroponik
Selain itu, ia juga dipercaya untuk memimpin banyak asosiasi. Di antaranya menjadi Ketua Asosiasi GM Hotel di Jawa Tengah, Ketua Masata Jawa Tengah, Ketua Asosiasi Home Stay Jawa Tengah, dan Wakil Ketua PHRI Jawa Tengah.
Dipercayanya Sugeng sebagai nakhoda di BPPD Jateng karena keaktifannya di berbagai asosiasi, juga karena dirinya banyak berkontribusi pada komunitas perhotelan dan pariwisata.
Meski memiliki segudang kelebihan, Sugeng mengaku punya kelemahan, yaitu tidak bisa menolak ajakan berorganisasi.
“Saya punya kelemahan nggak bisa nolak. Jadi, selama itu bermanfaat untuk orang lain, tetap saya jalani,” tegasnya.
Konsekuensinya, terkadang ia menuai protes dari keluarga karena kesibukannya. Untuk hal ini, ia punya slogan: “Orang itu harus bener, pinter dan kober.”
“Orang pinter nggak kober, ya kurang bermanfaat. Jadi saya punya komitmen, sesibuk-sibuknya kita, harus berkontribusi di bidang yang kita geluti. Jadi kita harus profesional, kalau memang tidak mampu, ya sudah kita letakkan saja. Jadi komitmen saja sih, karena orang pinter itu kan banyak. Tapi cari orang yang komitmen itu yang nggak mudah,” imbuhnya.
Mengenal Diana Dewi, Pelopor Women’s Cycling Community Kudus
Sugeng juga punya satu tips inspiratif yang selalu ia sampaikan kepada stafnya. “Jadi kalau kita jadi staf itu kita harus punya cita-cita. Kan nggak mungkin kita tetap di staf terus. Tipsnya adalah ketika menjadi staf, kita harus sudah melakukan pekerjaan di atas staf yaitu pekerjaan supervisor. Jadi memang dari dulu saya terkenal pulangnya paling lama, paling larut, karena di situ saya terus belajar. Seperti yang saya alami waktu di hotel Lombok itu, saya naik sampai 3 kali dalam 3 tahun,” paparnya.
Untuk bisa sukses seperti dirinya, Sugeng mengatakan, jangan hanya mengerjakan pekerjaan yang diberikan, tetapi berusaha melakukan pekerjaan di atas yang sudah diberikan. Harus semakin banyak skill yang dikuasai, Insya Allah itu akan memberikan kemudahan untuk meniti karier ke jenjang berikutnya.
Nah, sekalipun sudah di puncak karier, Sugeng masih memiliki segudang cita-cita, lho. Di antaranya ingin bisa melanjutkan S2 dan membawa pariwisata Jawa Tengah untuk dikenal di kancah nasional dan internasional.
“Salah satu impian saya sudah terwujud yaitu S1 Sastra Inggris. Terus ingin melanjutkan ke S2. Lalu saya juga ingin mengenalkan produk-produk wisata di Jawa Tengah ini bersama para stakeholder, agar terkenal di skala nasional maupun internasional, karena potensi wisata di Jawa Tengah ini nggak kalah sama yang di Bali dan Lombok, hanya saja belum tergarap maksimal,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nailin RA – Lingkarjateng.id)