JEPARA, Lingkarjateng.id – Kisah pengusaha tembakau di Desa Robayan, Kecamatan Kalinyamatan, Jepara ini patut diacungi jempol. Berawal dari seorang pekerja biasa sekarang dirinya sukses menjadi miliarder di desanya, Minggu (13/3). Muhammad Zamzami, (44), warga Desa Robayan, yang merintis usahanya dari nol kini sukses menjadi pengusaha tembakau yang sukses di daerahnya.
Ia menceritakan awal perjalanan usahanya, mulai saat menjadi karyawan di pabrik rokok milik ayahnya, kini ia mampu mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang telah ia gelutinya selama ini.
“Dulu jadi karyawan serabutan di pabrik rokok milik Bapak, dari pengalaman tersebut jadi bekal usaha sekarang ini,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ide awal memulai usaha tembakau tis atau yang lebih populer disebut tembakau ting we ini, bermula saat membandingkan harga sebungkus dengan tembakau ting we.
Mengenal Lisa Kenida, Lanjutkan Bisnis Tanaman Orang Tua
“Bermula saat beli sebungkus rokok dengan harga Rp20.000 sebungkus, isinya hanya 16 batang, sedangkan tembakau per ons-nya Rp20.000 bisa jadi 100 batang rokok, dan belum lagi tiap tahun harga pita cukainya selalu naik,” katanya.
Menurutnya, tembakau ting we ini mempunyai rasa yang mirip dengan rokok aslinya. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat tembakau ting we tersebut dan mencoba memasarkannya.
“Ya akhirnya buat sedikit-sedikit untuk dipasarkan. Alhamdulillah sesuai prediksi, dapat diterima di pasaran karena nilai ekonomisnya. Di tengah harga rokok yang tiap tahun selalu naik karena pita cukainya,” imbuhnya.
Mengenal Solo Band Jokkivolka, Sukses Gelar Road Show Album Pertama Preliminer
Ia menuturkan, dalam sebulan pihaknya mampu memproduksi setidaknya minimal 30 ton tembakau ting we, sedangkan untuk pemasarannya hampir menyeluruh di tanah air meliputi, Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan sebagian Pulau Sumatera.
“Alhamdulillah sekarang bisa produksi 39 ton per bulan, dan untuk sekarang sudah ada dua merek yakni: Indo Jayana yang sudah dua tahun berjalan, dan Indo Tobacco yang diresmikan Agustus 2021 kemarin,” jelasnya.
Ketika disinggung mengenai omset, ia mengaku bisa meraih minimal Rp 1,5 miliar dalam satu bulan, dengan menyetor pajak dari pita bea cukai sebesar Rp 300 juta.
“Kalau dihitung-hitung dalam sebulan minimal Rp 1,5 miliar dan pajak pita cukainya Rp 300 juta, dari produk 30 ton tembakau ting we per bulan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)