BLORA, Lingkarjateng.id – Pimpnan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Blora berkomitmen untuk membantu biaya pendidikan putra-putri pekerja yang menjadi korban insiden jatuhnya lift crane dalam pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora.
Diketahui, terdapat 13 pekerja yang menjadi korban dalam kecelakaan kerja dalam proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora. Sebanyak lima nyawa pekerja melayang, tiga di antaranya tewas di lokasi kejadian dan dua lainnya saat menjalani perawatan.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Blora, M. Saefuddin, mengungkapkan pihaknya siap menanggung biaya pendidikan anak dari seluruh pekerja yang menjadi korban pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora.
“Intinya dari Muhammadiyah sebagaimana disampaikan di awal, siap untuk membantu biaya pendidikan putra-putri korban,” tutur Saefuddin melalui keterangan tertulis pada Selasa, 25 Maret 2025.
Ia mengungkapkan bahwa komitmen tersebut sudah ditindaklanjuti melalui surat pernyataan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu keluarga korban dan pihak Muhammadiyah.
“Pada surat itu sudah tertulis jelas, segala permintaan dari pihak keluarga,” ujarnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto, juga menanggapi nasib pendidikan putra-putri korban pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora.
Menurutnya, peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora sangat dinantikan para keluarga korban yang masih memiliki anak usia sekolah.
Siswanto menilai Pemkab Blora dapat memfasilitasi keluarga korban dengan melakukan pendataan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Lalu, untuk pendidikan anak korban, Pemkab Blora harus memasukkan ke dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Di sini Pemkab dapat melakukan langkah konkret, dengan pendataan DTKS dan pendaftaran KIP kepada anak korban. Sehingga jaminan kehidupan yang layak dapat dirasakan semua masyarakat Blora,” terang Siswanto. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)