SALATIGA, Lingkarjateng.id – Program Business Meet & Market Day Girl 3.0 yang diselenggarakan Plan Indonesia mengantarkan 40 usaha mikro milik pengusaha muda di Jawa Tengah menjadi usaha kecil.
Meski demikian mereka tetap terus bekerja keras untuk membesarkan usahanya dengan mempresentasikan produknya kepada buyer yang difasilitasi Plan Indonesia bersama Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thoyyibah (SSPQT).
“Pebisnis muda tersebut sebelumnya telah mendapatkan berbagai pelatihan seperti peningkatan kapasitas, pendampingan bisnis, hingga akses untuk menuju lembaga keuangan,” kata Manajer Program Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda Yayasan Plan Indonesia (YPI), Benedictus Wahyu Sadewo, di Salatiga pada Selasa, 5 Maret 2024.
Peserta Program Business Meet & Market Day Girl 3.0 itu juga mendapat pelatihan Gender Action Learning Sustainability (GALS) yang bertujuan agar anak muda mendapatkan income dan kemandirian finansial.
“Ini tahap ketiga, dari 400 pengusaha yang mengikuti program ini sebanyak 40 pengusaha muda bisa meningkatkan usaha mereka dari sebelumnya usaha mikro menjadi usaha kecil,” ujarnya.
Wahyu menyatakan, progres 40 pengusaha muda itu menunjukkan peningkatan yang signifikan. Saat ini mereka sudah memiliki nomor izin berusaha dan beberapa juga mendapatkan kontrak kerja sama.
Sebanyak 40 pengusaha muda di Jateng tersebut bisa terus menjalankan usaha dan berkembang menjadi lebih besar lagi.
“Untuk mendukung pengembangan usaha mereka, kami juga melakukan pendampingan untuk sertifikasi halal, legalitas dan membantu mencarikan jejaring untuk mendapatkan kontrak dari unit usaha dari berbagai instansi atau perusahaan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua SPPQT Salatiga Muhlisin menyampaikan program Business Meet & Market Day Girl menjadi solusi bagi anak-anak muda untuk lebih bersemangat lagi mengembangkan bisnis yang telah dimulai. Sebab permasalahan pemuda saat ini, ketika memilki bisnis tak jarang berhenti di tengah jalan karena kurangnya dukungan dan pendampingan.
“Ini memberikan motivasi kaum muda, agar semakin PD (percaya diri) menjadi pengusaha. Usia muda kan kurang konsisten dan masih labil. Ketika usaha mau berkembang ada godaan lain,” ungkap Muhlisin. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)