SALATIGA, Lingkarjateng.id – Harga semua jenis cabai di pasar tradisional se-Kota Salatiga melambung tinggi. Bahkan, harga cabai teropong naik lebih dari 100 persen.
Kenaikkan harga cabai di Salatiga diperkirakan akibat petani di beberapa daerah sentra cabai mengalami gagal panen lantaran tingginya curah hujan beberapa pekan belakangan.
Jimin, pedagang cabai di Pasar Blauran, Salatiga, menuturkan bahwa harga cabai merah keriting saat ini sebesar naik Rp 10.000 dari harga sebelumnya Rp 15.000 atau menjadi Rp 25.000 per kilogram.
Demikian pula dengan harga cabai rawit merah naik menjadi Rp 28.000 dari harga sebelumnya Rp 20.000 per kilogram.
“Kenaikkan harga cabai yang paling tinggi pada jenis teropong. Naiknya Rp 30.000 per kilogram. Sebelum naik harganya Rp 20.000. Sekarang jadi Rp 50.000 per kilogram,” jelasnya pada Senin, 9 Desember 2024.
Kemudian harga cabai keriting juga naik. Sebelumnya, harga cabai tersebut hanya Rp 12.000 per kilogram, kini mencapai Rp 15.000.
“Di samping harganya naik, stoknya juga menurun. Ini terjadi karena banyak petani yang panennya hanya sedikit akibat cuaca buruk,” katanya.
Menurutnya, kenaikan harga cabai sudah dirasakannya sejak seminggu yang lalu. Meski harga naik, jumlah pembeli menjelang Natal dan tahun baru 2025 ini meningkat drastis sehingga membuat dirinya kewalahan dalam melayani konsumen akibat tidak adanya stok cabai.
“Hari ini permintaan naik. Biasanya kalau permintaan naik, banyak warga punya hajatan. Selain itu, menjelang Natal, warga juga banyak acara,” ujarnya.
Dia berharap, kondisi ini tidak berlangsung lama agar pedagang cabai bisa berdagang dengan nyaman.
“Kalau harga tinggi, permintaan banyak sementara stok sedikit membuat pusing. Sebab kita harus nyari barang (cabai) ke mana-mana,” ucapnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)