KENDAL, Lingkarjateng.id – Terobosan yang out of the box mencuat dari istri Bupati Kendal, Chacha Frederica. Wanita yang dikenal luas sebagai artis Ibu Kota itu merasa prihatin dengan kondisi rumah dinas Bupati Kendal yang megah dibiarkan mangkrak. Padahal, dana yang digunakan untuk membangun rumah tersebut cukup besar, yakni mencapai Rp 15 miliar.
Ia pun terpikir untuk menempati rumah tersebut, lalu mengajak para santri yang tidak mampu untuk menempati beberapa ruang tersebut dan akan bekerja sama dengan pondok pesantren untuk belajar bersama.
“Ruangan di sini luas dan banyak jumlahnya. Agar bisa digunakan untuk hal positif, saya sudah berbincang-bincang dengan beberapa pondok pesantren untuk mengajar santrinya dan merekrut santrinya untuk bisa tinggal di rumah dinas. Jadi, ini satu-satunya rumah dinas yang juga dipakai untuk santri mondok,” katanya, Minggu (23/1).
Chacha Frederica Soroti Tingginya Stunting di Kendal
Meski mendengar banyak cerita mangkraknya rumah dinas tersebut dikaitkan dengan cerita mistis dan banyak ular, namun dirinya tidak takut. Pertimbangannya agar masyarakat Kendal bisa mengerti bahwa rumah dinas yang mangkrak tersebut akhirnya difungsikan.
Sebelumnya, Chacha tidak mengetahui jika ada rumah dinas yang mangkrak tersebut. Dia baru mengetahui dari sopir pribadinya. Usai mendengar cerita dari sopirnya, Chacha langsung mengajak suaminya (Bupati Kendal) untuk melihat rumah dinas yang mangkrak tersebut.
Bersama beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, Chacha dan Bupati Dico melakukan pengecekan lokasi dan kaget lantaran rumah dians dengan biaya mahal tersebut hanya digunakan sebagai gudang.
“Kami sepakat akan menggunakan rumah dinas ini. Sayang sekali kalau tidak dipakai. Hanya sayangnya banyak tempat yang harus dilakukan untuk perbaikan dan renovasi,” imbuhnya.
Bupati Kendal akan Sanksi Tegas Oknum Dugaan Sunat Honor Tim Pemulasaran Jenazah
Rumah dinas di Kelurahan Jetis, Kecamatan Kendal itu mulai ditempati secara resmi oleh Bupati Dico dan istrinya Chacha Frederica pada hari Minggu (23/1). Lebih lanjut Dico juga akan menggunakan rumah dinas sekaligus sebagai ruang kerja. Mengingat rumah dinas bupati memang didesain juga sebagai ruang kerja. Terdapat beberapa ruangan juga dipakai untuk ruang rapat.
“Jam pagi sampai siang, saya ada di ruang kerja di kompleks Kantor Bupati. Sore sampai malam, saya akan menggunakan ruang kerja di rumah dinas untuk menerima tamu dan kegiatan lain,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kendal Moh Toha mengatakan, Bupati Dico sudah setahun menjabat dan baru bisa menempati rumah dinas pada Minggu, (23/1) karena rumah tersebut harus direnovasi terlebih dahulu.
“Sebenarnya Pak Dico sudah menginginkan menempati rumah dinas. Namun karena keterbatasan anggaran, maka kami harus menganggarkan terlebih dahulu untuk renovasi rumah dinas. Dan baru bisa ditempati tahun ini,” ujar Toha.
Pihaknya bersama OPD mendoakan, semoga Kabupaten Kendal menjadi lebih baik dengan terpakainya beberapa bangunan mangkrak, salah satunya rumah dinas bupati.
“Kami sudah menyediakan rumah dinas yang sudah dibangun dengan dana rakyat dan bersyukur bisa digunakan pada era Bupati Dico. Semoga ini awal yang baik untuk Kendal,” lanjutnya. Sebagai informasi, Rumdin yang megah ini berada di lahan seluas 18.538 meter persegi dengan luas bangunan 1.732 meter persegi. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)