DEMAK, Lingkarjateng.id – Suasana semarak tradisi apitan atau sedekah bumi tampak terlihat di Desa Jamus, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, yang digelar baru-baru ini.
Adapun prosesi tradisi apitan ini, menurut Kepala Desa Jamus Moh Rifai, cukup unik, dimulai dengan mengambil air dari sumur tertua di desa tersebut.
Sementara di desa Jamus terdapat lima sumur yang dianggap berusia tua. Rifai menjelaskan, pengambilan air sumur tersebut diyakini bisa membawa keberkahan bagi warganya.
“Kali ini memperingati apitan di Desa jamus seperti tahun kemarin kita mengambil air di sumur tertua di Desa Jamus, berhubung di Jamus ada 5 Dusun jadi kita ambil air di sumur tertua dari 5 dusun itu,” katanya.
Setelah itu, lanjutnya, air yang telah diambil dari lima sumur tersebut dicampurkan menjadi satu kemudian dilakukan khataman Al-Qur’an 30 juz.
“Setelah itu kita ziarah ke makam tertua di desa Jamus untuk wasilah lewat beliau agar desa jamus jadi desa yang makmur,” jelasnya.
Dilanjutkan dengan kirab tiga tumpeng besar dan dua gunungan hasil bumi sekaligus air sumur itu dari makam tersebut untuk dibawa ke Gedung serbaguna desa setempat.
“Setelah itu kita berdoa bareng-bareng mujahadah, lalu makan bareng,” ucapnya.
Berakhirnya prosesi tradisi apitan ditandai dengan doa, makan bersama, dan penyiraman di lahan persawahan di desa tersebut menggunakan air sumur yang sudah didoakan.
“Ini terkandung maksud kita wasilah melalui air itu agar diberikan keselamatan dan rejeki selalu mengalir kepada warga di desa ini. Dan air itu juga untuk sebagai sarana membangun kesehatan masyarakat, karena jika masyarakat sehat maka perekonomian juga sehat,” pungkasnya. (Lingkar Network | M. Burhan A – Lingkarjateng.id)