PATI, Lingkarjateng.id – Sekitar 300 warga menggelar aksi blokade jalan alternatif Pati-Blora tepatnya di Desa Sumbersari, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati pada Senin, 28 Agustus 2023.
Warga yang memblokade jalan itu berasal dari Desa Sumbersari, Durensawit, Purwokerto, dan Beketel. Aksi blokade jalan tersebut merupakan bentuk protes agar pemerintah segera memperbaiki jalan yang rusak akibat aktivitas tambang galian C.
Koordinator aksi, Syahroni, menyampaikan bahwa kondisi Jalan Sumbersari-Beketel yang rusak mengakibatkan banyak kecelakaan. Meskipun jalan sudah rusak selama 5 tahun, pemerintah belum pernah memperbaiki jalan tersebut.
“Karena sering kecelakaan, kalau jalan seperti ini itu sudah berjalan beberapa tahun. Lima tahun seperti ini. Jadi dampak dari jalan rusak ini banyak korban dari anak-anak sekolah,” ujar Syahroni saat ditemui di lokasi.
Total Anggaran Rp 12 M, Perbaikan Jalan Sumbersari-Beketel Pati Dikerjakan Oktober 2023
Pihaknya menyebut sebelum ada aktivitas tambang galian c, Jalan Sumbersari-Beketel masih dalam kondisi bagus.
“Masyarakat sekitar Gunung Kendeng menginginkan jalan ini bagus seperti dulu sebelum ada kegiatan yang ada di sini. Karena di tahun ini masak ada jalan seperti ini, karena ini jalan penghubung, bukan jalan desa, otomatis dari Pemerintah Kabupaten,” terangnya.
Syahroni menegaskan, demonstrasi akan diadakan dalam skala lebih besar jika tuntutan perbaikan jalan tidak ada tanggapan.
“Kalau memang tidak ada tanggapan, kita (demo -red) lebih besar lagi, kita bisa sampai ke pemerintahan kabupaten, seperti itu,” imbuhnya.
Setidaknya, menurut Syahroni ada sekitar tiga tambang yang melewati Jalan Sumbersari-Beketel yang meng mengantongi izin.
“Setahu saya tambangnya izin,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolsek Kayen AKP Imam Basuki membenarkan aksi demontrasi dengan blokade jalan yang dilakukan oleh warga terdampak tambang galian c.
“Ini ada warga dari Desa Sumbersari, Beketel, Durensawit dan Purwokerto Kecamatan Kayen. Memang dia menyampaikan pendapat berkaitan dengan jalan yang rusak,” ungkap AKP Imam saat mengamankan aksi demo.
Aksi itu berlangsung sejak jam 08:00 WIB dan diikuti sekitar 300-an warga dari beberapa desa di Kecamatan Kayen.
“Untuk sekitar 200 sampai 300 orang kurang lebih ya. Tadi yang jelas sekitar jam 8 untuk selesai nunggu perkembangan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)