KUDUS, Lingkarjateng.id – Seluruh Pengawas SD Kabupaten Kudus menghadiri rapat koordinasi (Rakor) penyusunan dan pengembangan kurikulum merdeka di Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, Jumat (17/6). Total ada sekitar 47 pengawas SD yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus Afri Shofianingrum menyampaikan, kegiatan ini dilakukan untuk mendampingi para pengawas SD agar bisa mendukung program implementasi kurikulum merdeka (IKM). Kegiatan hari ini (17/6) bahkan sudah pertemuan yang ketiga.
“Acara hari ini diadakan sebagai bentuk persiapan bagi pengawas SD untuk mendampingi sekolah menerapkan program IKM,” katanya.
Pasalnya, program IKM ini akan diterapkan di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Kudus. IKM akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2022/2023 nanti.
Oleh karena itu, para pengawas diharapkan bisa mendampingi daerah binaan (dabin)-nya masing-masing saat penerapan IKM di sekolah.
Sekolah Penggerak di Kudus Terapkan Kurikulum Merdeka
Apalagi, penerapan program IKM di sekolah ini ada tiga jalur. Di antaranya yaitu jalur mandiri belajar, jalur mandiri berubah dan jalur mandiri berbagi.
“Ketiga jalur itu ada semua di Kudus. Semua pengawas harus tahu kondisi dabinnya masing-masing, jadi harus tahu juga berbagai hal yang harus disiapkan untuk IKM,” tuturnya.
Dalam kegiatan rakor ini, Disdikpora Kudus mengundang Alif Noor H selaku Widyaiswara LPMP Jawa Tengah sebagai narasumber. Hal ini agar, para pengawas SD bisa menerima petunjuk yang tepat sesuai arahan Kementerian.
“Untuk pertemuan kali ini kami mengharapkan pendampingan dari beliau, sehingga para pengawas itu bisa belajar dengan terarah sesuai dengan petunjuk yang diberikan Kementerian. Tidak belajar mandiri yang grambyang begitu,” jelasnya.
PGRI Jateng Menilai Kurikulum Merdeka Bisa Timbulkan Masalah bagi Siswa
Ia menambahkan, IKM akan diterapkan secara bertahap. Untuk tahun ajaran kali ini, sasaran program IKM di SD adalah kelas satu dan empat. Selanjutnya, pada tahun ajaran baru nanti sasaran untuk program IKM dilakukan pada kelas yang lain.
“Jadi semua bertahap implementasi untuk kelasnya. Tapi semua sekolah harus mengikuti supaya tidak ketinggalan pada fase selanjutnya,” ujarnya.
Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 yang sebelumnya diterapkan yakni adanya tambahan proyek profil pelajar Pancasila. Sehingga, kegiatan pembelajaran juga harus berpusat pada siswa.
Selain itu, pola pembelajaran yang diterapkan juga berbeda. Setiap tahunnya itu akan ada proyek pembelajaran yang akan membentuk karakter siswa yang berbeda dengan sebelumnya.
DPRD Pati Dukung Uji Coba Kurikulum Prototipe
“Capaian program ini adalah terwujudnya profil pelajar Pancasila, orientasinya memang pada peserta didik. Indikator keberhasilannya yaitu siswa bahagia,” kata Afri.
Pihaknya menyampaikan, nantinya akan ada evaluasi setelah program IKM diterapkan. Oleh karena itu, semua pihak yang berperan di sekolah harus bergerak bersama menerapkan program IKM di Kabupaten Kudus.
“Semua harus bergerak dan belajar mandiri bersama-sama, karena tidak ada pelatihan khusus dari pemerintah pusat. Kita semua harus bisa belajar bersama, diskusi bersama, serta menerapkan bersama sambil nanti kita evaluasi bagaimana hasilnya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Lingkarjateng.id)