SEMARANG, Lingkarjateng.id – Museum Ranggawarsita Jawa Tengah menyelenggarakan Pameran nasional Abhirama bertema “Kisah Klasik Jawadwipa” yang digelar mulai tanggal 12 Juni sampai 16 Juni 2024.
Pameran tersebut berkolaborasi dengan 17 Museum, baik di Jawa Tengah maupun dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Pameran ini diinisiasi sebagai upaya untuk memperkenalkan dan mengapresiasi kekayaan budaya Nusantara kepada masyarakat luas.
Kepala Museum Ranggawarsita Sugiharto mengatakan Pameran “Kisah Klasik Jawadwipa” di Museum Ranggawarsita diharapkan akan menjadi magnet bagi para pengunjung dari berbagai kalangan, baik dari dalam maupun luar negeri. Pameran ini akan memberikan pengalaman yang mendalam tentang kekayaan sejarah dan budaya Nusantara, serta memperkokoh rasa kebanggaan akan warisan nenek moyang.
“Pameran ini berfokus pada koleksi masterpiece peserta museum.
Museum Ranggawarsita Jawa Tengah menampilkan Kisah Klasik Jawadwipa. Ini sebagai bentuk apresiasi kepada leluhur yang sudah meninggalkan warisan budaya di Jawa Tengah,” ujarnya saat ditemui di Museum Ranggawarsita, Rabu, 12 Juni 2024.
Pameran tersebut menyasar pada pelajar TK hingga SMA dan juga masyarakat umum. Pameran dibuka dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.30 WIB. Selain pameran koleksi museum terdapat pentas seni, fashion show, tari-tarian, dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah mengatakan pameran kali ini koleksi yang ditampilkan lebih mengedepankan melalui sisi kualitas. Jika dulu, kata dia, stand banyak tapi hanya bisa menampilkan koleksinya sedikit, kali ini walaupun hanya berjumlah 17 stand tapi semuanya premium.
Ia juga menyebut di Museum Ranggawarsita sudah dibekali teknologi kekinian salah satunya kecerdasan buatan (AI).
“Karena biasanya kalau museum itu orang asumsinya hal-hal yang bersifat kuno, nah ini dikemas bagaimana AI juga sudah masuk, bagaimana yang kuno itu menjadi kekinian, harapannya dengan sentuhan-sentuhan teknologi, digitalisasi itu animo dari masyarakat, kemudian peserta didik untuk melaksanakan outing class di sini, memanfaatkan museum untuk belajar itu juga semakin meningkat,” ujarnya seusai menghadiri Pameran Abhirama bertema “Kisah Klasik Jawadwipa” di Museum Ranggawarsita.
“Nah ini jadi bagian dari upaya museum Jateng Ranggawarsita untuk menaikan PAD sekaligus untuk promosi dan Alhamdulillah pengunjung di Museum Ranggawarsita sejak tahun 2023 hingga tahun 2024 ini semakin meningkat,”lanjutnya.
Selain itu, Museum Ranggawarsita juga menyajikan teknologi E-Gamelan dan VR untuk lebih bisa memikat para pengunjung museum agar lebih betah belajar dan mendapatkan edukasi lebih banyak.
“Menanggapi E-Gamelan di satu sisi, orang yang mungkin ilmu seni (sciense of art) nya tinggi itu akan mampu menangkap keselarasan dari apa yang sudah didesain pada gamelannya udinus. Tapi tetep tidak mengesampingkan manusia karena sciense of art-nya setiap orang seniman itu juga berbeda. Sementara untuk VR berasa melihat para arjuna-arjuna, jadi mendekatkan yang jauh, kemudian ini juga konsepnya jarak jauh kita nggak perlu datang. Ada sisi plus minusnya ya, jadi karena keterbatasan jarak ini bisa merentas melalui website. Kemudian bagaimana bisa kita mengenal koleksi satu persatu kita tidak perlu kemana-mana, mereka punya AI itu sangat membantu sekali,” imbuhnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkarjateng.id)