GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Harga beras di Kabupaten Grobogan tengah mengalami kenaikan yang dipicu karena lahan pertanian kekeringan akibat musim kemarau panjang. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Grobogan, Pradana Setyawan.
“Karena kemarau panjang di banyak daerah penghasil padi,” kata Pradana Setyawan, pada Minggu, 10 September 2023.
Berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, kata dia, harga gabah semula Rp5.500 hingga Rp6.000 per kilogram. Namun kini mengalami kenaikan harga menjadi Rp7.100 per kilogram.
“Saat ini mencapai Rp7.100 per kilogramnya. Sedangkan harga wajar mulai Rp5.500 hingga Rp6.000 per kilogram,” tambahnya.
Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun Disperindag Grobogan, lanjut Pradana, harga beras medium mengalami kenaikan sebesar Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram, yang sebelumnya harga beras medium hanya Rp10.000 per kilogram.
“Harga beras di Pasar Gubug dan Wirosari berada di kisaran Rp11.000 hingga Rp12.000. Kalau di Pasar Induk Purwodadi naik jadi Rp11.500 hingga Rp12.500,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, masih ada stok beras impor sebanyak 2.500 ton di Gudang Bulog Depok Kabupaten Grobogan per Agustus 2023 dengan harga jual di Bulog berkisar Rp8.300 per kilogram
“Gudang Bulog Depok, masih memiliki stok beras impor sebanyak 2.500 ton, dan itu menjadi salah satu ketahanan pangan Kabupaten Grobogan,” ucapnya.
Bulog juga telah mendistribusikan beras medium dengan harga Rp9.450 per kilogram kepada 20 pedagang di Pasar Induk Purwodadi.
“Kemarin di Pasar Induk Purwodadi, pihak Bulog sudah mendistribusikan 2 ton beras kepada 20 pedagang pasar atau masing-masing mendapatkan 100 kilogram,” imbuhnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)