JEPARA, Lingkarjateng.id – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jepara menggandeng pelaku usaha tenun Troso dan Monel untuk mengikuti pameran UKM Jateng Expo di Phinisi Point Mall Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah berlangsung pada 21-23 Oktober 2022.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Jepara, Iskandar Zulkarnain mengatakan, pameran tersebut menjadi pintu gerbang Indonesia bagian timur, seperti perdagangan, pendidikan, dan lainnya. Sehingga, membuka peluang pasar UKM Jateng yang lebih cerah, dan meraih nilai penjualan yang lebih besar dari event serupa di provinsi lain.
“Ada 2 UMKM dari Jepara yang mengikuti pameran ini, yakni tenun Troso dan Monel. Selain itu, pada acara ini ada business matching yang tadi sudah menghasilkan beberapa MoU. Salah satunya tenun Troso yang merupakan produk unggulan Kabupaten Jepara,” katanya.
Pj Bupati Jepara Harap Pameran UMKM Mampu Tumbuhkan Ekonomi Lokal
UKM Jateng Expo 2022 diselenggarakan dalam rangka mengembangkan jaringan pasar UMKM Jawa Tengah. Makassar dipilih karena merupakan kota terbesar ke-4 di Indonesia, dan didukung dengan infrastruktur serta potensi daya beli masyarakat yang kuat.
“Diharapkan dengan adanya pameran ini bisa dapat mengenalkan produk-produk unggulan Jepara sehingga memperluas jaringan bisnis para pelaku usaha di Jepara,” harapnya.
Sementara itu, Solikhul Huda (47) pengusaha tenun asal Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara menyambut baik dan berterima kasih, karena mendapat kesempatan untuk mengikuti pameran ini.
Menurutnya, pameran ini sangat penting untuk menunjang kemajuan produk-produk unggulan, khususnya tenun Troso guna memperluas pangsa pasar.
Pasalnya, antusias masyarakat Makassar sangat luar biasa dan sangat terbuka terhadap tenun Troso yang mana, di Makassar juga ada produk tenun dari benang sutra.
“Istilahnya tidak pelit tentang fashion, untuk stylish dan selalu mengikuti trend. Misalkan kita mempunyai bentuk dan model yang beda dari yang lain dan elegan mereka pada suka,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pada dasarnya proses pembuatan tenun tidak jauh berbeda. Namun, ada hal mendasar yang menjadi ciri khas tenun Troso dan tenun Makassar. Perbedaannya nampak pada motif dan juga bahan baku yang digunakan.
“Mereka lebih tertarik warna-warna cerah dan motif-motif tenun Troso yang unik. Pada tenun Troso kebanyakan menggunakan bahan katun sedangkan pada tenun Makasar menggunakan bahan sutra yang lebih ringan dan lebih suka mengkilap,” terangnya.
Tidak hanya tertarik pada tenun Troso saja, lanjutnya, bahkan mereka juga ingin berkunjung ke Jepara untuk melihat langsung pembuatan tenun Troso dan juga menjalin kerja sama serta riset bahan baku sutra yang akan digunakan.
“Alhamdulillah, sudah ada kerjasama dan mereka ingin datang ke Jepara untuk membuat motif Makassar dan survei langsung pembuatan tenun Troso,” sambungnya.
Ia berharap, event tersebut lebih sering digelar di tempat-tempat lain yang banyak pengunjungnya. Sehingga, sangat membantu para pelaku usaha, khususnya para pelaku usaha tenun Troso mengembangkan dan memperluas pangsa pasarnya.
“Kami berharap, bantuan dari Dinas terkait untuk lebih mengenalkan dan mempromosikan produk-produk lokal Jepara dan juga para pelaku usaha serta produsen tenun Troso, untuk lebih berinovasi dan membuat motif yang baru, agar bisa berkembang untuk anak cucu kita,” harapnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)