PATI, Lingkarjateng.id – Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi karena defisiensi gizi dalam waktu lama. Peranan dari seluruh OPD tentu sangat diperlukan dalam penanganan masalah ini, termasuk dalam hal ikut serta menyebarluaskan informasi penanganan stunting.
Belum lama ini, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Pati mengundang Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pati, Indriyanto dalam program dialog interaktif di Radio Suara Pati.
Kepala Diskominfo Pati, Ratri Wijayanto mendorong seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memberikan informasi dan sosialisasi soal penanganan Stunting.
Menurutnya, penyebaran informasi tentang stunting khususnya melalui media sosial sangat penting untuk memberikan edukasi terhadap calon orang tua.
Dukung Komitmen Pemkab, Diskominfo Pati Suarakan Pencegahan Stunting
Di mana stunting menjadi pusat perhatian semua pihak baik dari pemerintah pusat, daerah sampai ke desa, agar dapat ditekan seminimal mungkin.
Hal ini bertujuan agar sumber daya manusia yang sehat dan unggul dapat terwujud.
“Saya harap, seluruh OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati dapat membantu menyebarluaskan informasi penanganan Stunting. Mereka punya media sosial, jadi melalui media sosial ini, bisa dimanfaatkan sebagai sarana memberikan informasi penanganan Stunting kepada masyarakat,” kata Ratri.
Dukung Realisasi Smart City, Diskominfo Pati Harapkan Peran Serta Masyarakat
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pati, Indriyanto mengatakan bahwa, stunting bisa dipengaruhi oleh tingkat ekonomi yang rendah. Jika gizi tidak terpenuhi, maka akan mengancam stunting.
“Masalah stunting ini sangat penting. Karena ini soal kondisi kurangnya gizi anak. Orang tua dengan kondisi ekonomi yang rendah dikhawatirkan kurang dalam memenuhi gizi untuk anak-anak mereka,” ujarnya.
Oleh karena itu, adanya informasi tentang penanganan stunting sangat penting bagi semua orang tua, terlebih dalam menekan angka kasus stunting.
Dalam menangani stunting, Dinas Sosial telah melakukan langkah strategis, salah satunya yaitu membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK). (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)