PATI, Lingkarjateng.id – Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kecamatan Dukuhseti satu suara menekan angka stunting di wilayah paling utara di Bumi Mina Tani itu.
Hal itu ditegaskan Ketua TP PKK Dukuhseti, Irma Agus Sunarko, kepada kepala desa se-Kecamatan Dukuhseti yang hadir dalam Rapat Konsultasi Program Kerja 2023 di Gedung BPL-LKMD Dukuhseti pada Kamis, 23 Febbruari 2023.
Irma berharap para kades dapat mendukung gerakan PKK di desa. Salah satunya melalui pemanfaatan dana desa yang sebagian diprioritaskan untuk alokasi dana program PKK.
“Baik itu yang dikelola secara mandiri oleh PKK atau dengan pendampingan dan pengawasan dari pemerintah desa. Terutama mengenai program pencegahan dan penurunan angka stunting, yaitu Posyandu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Irma menjelaskan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan anak dan mampu mempengaruhi perkembangan otak yang tidak maksimal. Sehingga menyebabkan kemampuan mental dan belajar kurang hingga mempengaruhi prestasi sekolah anak.
“Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi,” terangnya.
Dalam forum yang dilanjutkan dengan pengukuhan Bunda Forum Anak Desa itu, Irma menyampaikan bahwa kasus stunting bisa terjadi mulai dari kandungan dan baru terlihat ketika anak berusia dua tahun.
“Tapi saya yakin kalau di Dukuhseti sumber kecukupan gizi sangat melimpah. Mengingat di sini adalah wilayah pesisir dan sebagai produsen ikan laut segar. Namun jika kasus stunting karena faktor gen, itu beda cerita,” ujarnya.
Diketahui, dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, Pati pada dua tahun terakhir merupakan daerah nomor 17 yang memiliki angka stunting tinggi. Bahkan pada 2019 lalu, Pati masuk tiga besar kabupaten dengan angka stunting tertinggi. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)