KENDAL, Lingkarjateng.id – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Kendal, Wynne Frederica atau Chacha Frederica mengajak seluruh stakeholder dan masyarakat untuk melakukan inovasi dalam penanganan dan pencegahan stunting pada anak bawah lima tahun (balita). Hal tersebut disampaikan saat menjadi narasumber kegiatan Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Tentang Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Gedung Wanita Sekretariat Daerah (Setda) Kendal pada Kamis, 8 September 2022.
Acara dimoderatori Budi Suprawito dari DP2KBP2PA Kendal itu juga turut dihadiri Perwakilan Dinas Kominfo Kendal, Ahmad Syahrul Falah, Sekretaris DP2KBP2PA Kendal, Dwi Siamintarsih, perwakilan OPD, Baznas Kendal, serta persatuan ahli gizi, ikatan bidan Indonesia (IBI), perwakilan dari Kecamatan, puskesmas, kader posyandu dan perwakilan masyarakat.
Chacha menilai kurangnya inovasi dalam penurunan stunting di Kabupaten Kendal sehingga banyak warga yang kurang memahami terkait kondisi stunting.
“Sebenarnya bukan kurangnya sosialisasi tapi inovasi yang saya rasa agak kurang. Karena selama setahun ini, misalnya saya bikin acara sama dinas terus orangnya itu-itu aja. Kadang ada beberapa orang yang bilang, kok, saya tidak pernah diajak padahal kita mau bergerak lho,” ujarnya.
Dari hal tersebut, dirinya belajar untuk melakukan sosialisasi penurunan stunting melalui Zoom meeting dengan mengundang narasumber profesonal yang bisa diikuti hingga ribuan peserta.
“Perlu ada terobosan inovasi-inovasi dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibumengenai pola asuh. Jangan sampai anak menjadi stunting. Maka, harus berinovasi, bekerja sama, kolaborasi, sinergitas semuanya.”
Selain pemberdayaan ekonomi keluarga, menurutnya pemberdayaan ketahanan pangan keluarga dan kesehatan lingkungan juga sangat mempengaruhi penurunan angka stunting di Kendal.
“Untuk itu, saya minta kita sama-sama belajar dari program-program tahun yang lalu. Bisa inspirasinya dari Rembug Stunting. Sekali lagi kita harus mencari langkah terobosan agar bisa menurunkan angka stunting di Kabupaten Kendal,” sambungnya.
Lebih lanjut, dirinya juga menegaskan perlunya pemahaman tentang pola asuh orang tua terhadap anak. Di antaranya meliputi pemenuhan kebutuhan fisik yaitu makanan dan minuman, juga pemenuhan kebutuhan psikologi yakni kasih sayang, rasa aman, serta bersosialisasi dengan masyarakat sekitar agar anak bisa hidup selaras dengan lingkungannya.
“Perlu diketahui, bahwa anak termasuk individu unik yang mempunyai eksistensi dan memiliki jiwa sendiri, serta mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, dalam rangka mencetak SDM yang handal untuk Kendal,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan Diskominfo Kendal, Ahmad Syahrul Falah memberikan masukan tentang pentingnya sosialisasi kepada para remaja.
“Selama ini kita ‘kan memberikan sosialisasi kepada para ibu dan para calon ibu, jadi mungkin sudah seharusnya sosialisasi dan edukasi dimulai kepada para remaja dari SMA maupun SMK yang ada di Kabupaten Kendal,” ucapnya.
Untuk itu, lanjutnya, pihak Diskominfi siap membantu sosialisasi dan edukasi terkait penurunan stunting baik melalui media sosial maupun media mainstream.
“Kita ada mitra dengan media cetak, baik koran, tabloid maupun majalah. Selain itu bisa di media elekronik, baik itu televisi, radio maupun media online. Selanjutnya, kita juga bisa memanfaatkan media iklan untuk menyosialisasikan penurunan stunting di Kabupaten Kendal ini,” tutupnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)