REMBANG, Lingkarjateng.id – Anggaran bisyaroh (hadiah) bagi penghafal Quran pada tahun ini, menurut Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, serapannya menggembirakan. Bahkan, masih ada pengajuan yang belum bisa diakomodir.
Informasi itu disampaikan Wagub Taj Yasin usai menghadiri acara Tasyakuran Khotmil Quran Putri dan Doa Masyayikh Ponpes Al Anwar Putri Li Tahfidzul Qur’an Sarang Rembang, Kamis (23/12).
Pada 2021, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menganggarkan Rp 500 juta lebih. Mengingat banyak pengajuan yang belum bisa diakomodir, maka tahun depan disiapkan anggaran yang lebih besar. Pihaknya memperkirakan juga akan terjadi lonjakan pengajuan bisyaroh pada 2022, karena memperhatikan kasus Covid-19 yang menurun.
Wagub Jateng Taj Yasin: Respon Cepat Aduan Warga melalui Medsos
“Bahkan kalau melihat di tahun 2022, karena melihat pandemi sudah banyak penurunan sehingga boleh mengadakan haflah-haflah di pondok pesantren yang berbasis Tahfidzul Quran, maka akan ada lonjakan. Sehingga perlu kita antisipasi untuk tahap penganggaran APBD murni dan nanti kita teruskan di APBD perubahan,” jelasnya.
Lebih lanjut Taj Yasin mengatakan, anggaran bisyaroh itu juga berlaku bagi penghafal kitab suci agama lain. Apabila ada agama lain yang memang memiliki program menghafal kitab suci dan bisa menyelesaikannya, pihaknya mempersilakan disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
“Untuk agama lain ada juga. Tinggal nanti yang menghafalkan dilaporkan kepada kita,” tutupnya.
Anggaran bisyaroh bagi penghafal kitab suci ini, imbuhnya, disiapkan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada pihak yang nantinya dapat berkontribusi bagi pembangunan di bidang agama. Di samping itu, pemerintah tidak mengkhususkan pemberian bisyaroh bagi agama tertentu karena pemerintah adalah pengayom bagi semua agama. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)