SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sejumlah harga sembako yang naik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 (Nataru) menyebabkan inflasi. Bupati Semarang Ngesti Nugraha memantau langsung harga-harga sembako di Pasar Projo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang pada Selasa, 19 Desember 2023.
Dari hasil pantauan Bupati, didapati sembako yang sebelumnya sempat naik, kini turun salah satunya cabai.
“Ada sejumlah komoditi yang harganya turun dan naik. Di antaranya telur ayam harganya turun antara Rp 500-1.000. Kemudian cabai juga sudah mulai turun, kemarin sempat di angka Rp 80-100 ribu per kilogramnya, kini menjadi Rp 60-70 ribu per kilonya, untuk berbagai jenis cabai,” terangnya.
Harga beras, lanjut Ngesti, terpantau stabil. Lalu minyak goreng terdapat kenaikan sejumlah Rp 5.000 per 12 kilogram.
“Komoditi kacang-kacangan ini naik Rp 2.000, sekarang harganya Rp 17 ribu per kilogramnya, termasuk harga kacang tanah (brol). Kemudian, bawang merah dan bawang putih juga naik Rp 1.000,” paparnya.
Tujuan survei harga sembako guna persiapan menyambut Nataru, sehingga harga sembako tidak terlalu tinggi. Upaya lain untuk mencapai tujuan itu yakni, membagikan bantuan bagi masyarakat kurang mampu dengan total dana Rp 2,3 miliar.
“Masing-masing warga kurang mampu menerima Rp 200 ribu dengan total jumlah penerima 11.559 orang. Lalu juga menyerahkan bantuan dari Kementerian Sosial untuk 78.000 Program Keluarga Harapan yang terdampak cuaca ekstrem,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Semarang juga akan terus memonitor lonjakan harga sembako tersebut
“Yang terbaru, kami baru saja berkomunikasi dengan Bulog Kabupaten Semarang, khususnya soal komoditi beras ini nantinya akan kami adakan pasar murah khusus untuk beras, dan ini baru kita komunikasikan dengan Bulog,” pungkasnya.
Sementaraitu, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang turut mengantisipasi kenaikan harga sejumlah komoditas jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kepala Diskumperindag Heru Subroto membenarkan adanya lonjakan jumlah komoditi menjelang Nataru, meski tidak terlalu tinggi. Selain itu, pihaknya juga membuat Surat Edaran terkait kebijakan menghadapi inflasi ini.
“Surat Edaran yang ditandatangani oleh Bupati Semarang ini untuk mengantisipasi terjadinya inflasi daerah. Diberikan ke beberapa OPD, misal ke Dispertanikap untuk mendorong peningkatan produktivitas, lalu Satpol PP juga kami minta turut ikut serta melakukan pemantauan di lapangan terkait antisipasi inflasi daerah ini,” imbuh Heru, Selasa 19 Desember 2023.
Diskumperindag juga melakukan sosialisasi terkait inflasi melalui program Belanja Bijak. Dimana, Diskumperindag Kabupaten Semarang mengajak masyarakat untuk bisa belanja bijak sesuai dengan kebutuhannya saja.
“Ayo masyarakat Kabupaten Semarang supaya bisa belanja sesuai dengan kebutuhan, jangan over belanja. Karena takut harga naik karena warga belanja dengan jumlah yang melebihi kebutuhannya. Ini yang justru menyebabkan inflasi dan menjadi kesempatan atau peluang untuk menaikkan harga,” katanya, tegas.
Terkait kenaikan harga pangan, lanjut Heru, warga bisa mengantisipasi mandiri misalnya dengan cara menanam komoditi seperti cabai tiga bulan sebelum hari raya besar.
Di sisi lain, disampaikan oleh salah satu pedagang sembako di Pasar Projo, Siti Fatimah (53) bahwa harga cabai yang sebelumnya melonjak tajam sekarang turun.
“Cabai sekarang turun jadi Rp 60 ribu untuk cabai keriting, cabai rawit setan, sekarang Rp 70 ribu. Penurunan harga cabai ini sudah lima hari ini (kemarin). Tapi yang beli juga biasa saja sama seperti kemarin pas naik. Jadi tidak ada lonjakan pembeli cabai saat harganya mulai turun gini. Sayur juga begitu, stabil harganya dan yang beli juga tidak ramai sekali gitu,” tandas Siti. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)