SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah memutuskan memberi subsidi bagi komoditas minyak goreng selama 6 bulan dengan opsi perpanjangan. Program minyak subsidi itu, turut diapresiasi Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Namun, APPSI meminta pemerintah untuk melibatkan pedagang pasar tradisional dalam penyaluran komoditas minyak goreng itu.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APPSI, Sudaryono. Pihaknya sangat mengapresiasi langkah pemerintah pusat dalam memberikan subsidi bagi komoditas minyak, untuk menekan kenaikan harga. Kendati demikian, APPSI ingin penyaluran minyak subsidi tersebut juga mengikutsertakan para pedagang pasar.
“Saya kira dari sisi minyak kita apresiasi, karena ingin menyubsidi komunitas minyak yang mengalami kenaikan. Tapi caranya yang perlu kita kritisi atau beri masukan. Kami pengen harus lewat pedagang pasar. Karena kita yang dagang itu (minyak goreng, Red) juga. Baru pengawasan Satgas (Satuan Tugas) pangan atau kepolisian di lapangan. Kita bisa amanah, kok. Jangan malah pedagang pasar dicurigai,” kata Sudaryono usai Musyawarah Wilayah (Muswil) III di Ball Room Hotel, Sabtu (8/1).
Disperindag Jateng Tunggu Gelontoran Minyak Goreng Subsidi dari Pusat
Sudaryono mencontohkan, misal minyak goreng subsidi itu hanya disalurkan melalui pasar modern atau supermarket, maka pembelinya hanya masyarakat menengah ke atas. Oleh sebab itu, pihak pedagang pasar harus dilibatkan agar bisa memastikan subsidi minyak itu tetap tepat sasaran.
“Sekali lagi saya tegaskan, kami sangat menyambut baik program subsidi minyak itu. Tapi kami ingin dilibatkan juga dalam penyalurannya. Kami ingin pedagang tradisional yang dilibatkan dalam komunitas subsidi minyak itu. Karena sejauh ini, penyaluran bantuan tidak melalui APPSI, tapi lewat organisasi ritel atau yang modern,” jelas Sudaryono.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah masih menunggu mekanisme dari program subsidi minyak tersebut. Pihaknya, belum bisa menyebutkan secara pasti penggelontoran penyaluran maupun jumlah yang akan didapatkan di Jawa Tengah nantinya. Namun, dia menyebut harga subsidi minyak itu akan dijual Rp 14 ribu jika sudah turun di pasaran. Harga itu tidak sama dengan harga yang sebelumnya, lantaran ada kenaikan pada bahan baku yang digunakan. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar Jateng)