REMBANG, Lingkarjateng.id – Pembangunan jalan lingkar yang difungsikan mengurangi kendaraan besar melintas di wilayah perkotaan terbentur sejumlah kendala. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang saat ini masih menunggu kepastian terkait pembangunan jalan lingkar tersebut.
Bupati Rembang Abdul Hafidz menuturkan, terkait rencana pembangunan jalan lingkar, Pemkab Rembang masih belum bisa memastikan. Pasalnya ada beberapa kendala yang saat ini masih harus diselesaikan.
Utamanya kendala biaya pembebasan lahan yang dibebankan kepada Pemkab Rembang. Membuat proyek tersebut tarik ulur, karena membutuhkan anggaran lumayan besar.
Tuai Penolakan, Pemindahan Pasar Kota Rembang Tetap Berjalan
Meski demikian, pihaknya sudah mengupayakan untuk meminjam dana dari pihak ketiga yang juga sudah disetujui oleh DPRD Rembang. Namun dalam pelaksanaannya nanti pihaknya juga masih harus menunggu kepastian apakah akan benar-benar dibangun oleh pemerintah pusat.
“Apakah lahan untuk jalan lingkar ini setelah kita bebaskan kemudian konstruksinya langsung bisa di backup oleh pemerintah pusat. Kalau pemerintah pusat belum memberikan jawaban kita juga masih ragu-ragu. Jangan-jangan nanti sudah dibebaskan tiba-tiba tidak jadi dibangun, kan jadi masalah nanti,” terangnya.
Bupati Hafidz menegaskan, fungsi dari jalan lingkar dan jalan tol Demak-Tuban yang saat ini juga menjadi rencana pembangunan pemerintah pusat sangatlah berbeda. Meski ada jalan tol, belum tentu bisa mengatasi permasalahan kemacetan di Rembang.
“Jalur lingkar itu yang pertama memang untuk mengurai kemacetan, kedua untuk pelebaran kota, ketiga untuk pertumbuhan ekonomi. Kalau ada jalan tol kan sudah terurai, ya belum tentu. Karena tidak berarti semua kendaraan akan melalui tol,” pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)