PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Di tengah perhatian yang minim dari pemerintah daerah, Nenek Suparti, seorang warga lanjut usia yang tinggal di gubuk reyot, turut Desa Watu Gajah, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, akhirnya menerima bantuan yang sangat dibutuhkan.
Berkat inisiatif Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) Front Ketuhanan Yang Maha Esa Kabupaten Pekalongan, rumahnya yang selama bertahun-tahun tak layak huni kini akan dibangun ulang. Program ini dilakukan tanpa bantuan pemerintah, meski kondisi Nenek Suparti sudah lama membutuhkan perhatian Pemkab Pekalongan.
Meski keluarganya sempat mendapatkan bantuan material dari Baznas yang diusulkan dari pihak desa, senilai Rp 15 juta pada tahun 2021, pembangunan rumah tidak bisa dilanjutkan karena keterbatasan dana untuk membayar tukang bangunan. Pemerintah daerah tampak abai, meski kondisi Nenek Suparti tinggal di rumah yang hanya terbuat dari pagar gedek (anyaman bambu) seharusnya sudah menjadi perhatian sejak lama.
Upaya dari OPSHID ini menjadi angin segar setelah kondisi Nenek Suparti terekspos berkat publikasi yang dilakukan oleh Komunitas Pewarta Kajen (Kowarka). Dukungan tersebut menarik perhatian lebih banyak pihak, sementara bantuan dari pemerintah kabupaten tak kunjung datang.
Ketua OPSHID Kabupaten Pekalongan, Miskatul Anwar, menjelaskan bahwa pembangunan rumah baru ini akan menelan anggaran sebesar Rp 150 juta. Pembangunan akan dimulai dari nol, dengan target selesai dalam 30 hari.
Seremoni peletakan batu pertama dijadwalkan pada Sabtu, 14 September 2024, dan rumah ini diharapkan rampung pada 28 Oktober 2024, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. (Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)