PATI, Lingkarjateng.id – Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Pati tak lepas dari dampak kerusakan lingkungan. Salah satunya, gundulnya Pegunungan Kendeng akibat alih fungsi lahan.
Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro mengatakan bahwa alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan jagung sudah terjadi sejak lama. Pihaknya mengaku sudah melakukan sosialisasi kepada warga agar tidak melakukan penggundulan di Pegunungan Kendeng.
“Kita melihat alih fungsi ‘kan sebenarnya sudah lama di sana ya. Tentunya apa yang ada, kita memang sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Jadi ya kalaupun dia nanam itu ya tanaman kerasnya harus tetap ada. Ini yang kita harapkan, walaupun kadang-kadang susah lah ya, susah! Cuman kita tetap upaya terus,” ujarnya saat diwawancarai di Ruang Pragola Setda Pati, Kamis, 7 Desember 2023.
Pj Bupati Pati Sebut Penanganan Hutan Pegunungan Kendeng Rumit
Selain itu, Henggar juga telah menawarkan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan berupa tanaman keras untuk ditanam di lahan Pegunungan Kendeng. Tanaman tersebut dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman jagung yang saat ini menggeser tanaman keras yang dulunya ada.
“Karena kita kemarin sudah menyampaikan juga, kalau butuh bibit tanaman keras, tanaman buah yang nantinya dia bisa manfaatkan itu. Saat ini dia panennya jagung, tapi di sisi jagung bisa ditanami tanaman keras,” bebernya.
Menurut Henggar, dengan tanaman keras yang ditanam di sela-sela tanaman jagung dapat menahan air di Pegunungan Kendeng agar tidak terlalu cepat turun ke wilayah dataran rendah.
“Tetapi pada sisi lain tanaman keras harus tetap ada. Inilah yang nantinya mampu menyerap air yang begitu tinggi. Tetapi ya ini masih bekerja, kita selalu komunikasi,” jelasnya.
Petisi Tolak Perpanjangan Izin Tambang di Pegunungan Kendeng Pati Capai Ribuan Tanda Tangan
Jika ada warga yang membandel tidak mau menanam tanaman keras di sela-sela tanaman jagung, lanjut Henggar, pihaknya akan melakukan pendekatan secara humanis agar warga sadar akan pentingnya pemulihan kawasan Pegunungan Kendeng.
“Nanti tetap kita rangkul, pokoknya pelan-pelan harus tetap mau lah,” ucapnya.
Di sisi lain, program gerakan tanam seribu pohon tahun lalu belum begitu berdampak terhadap penyerapan air di Pegunungan Kendeng.
“Gerakan tanam seribu pohon. Kalau baru satu tahun pohon itu masih seberapa sih, efektivitasnya, lebih kecil,” lanjut dia.
Pihaknya berharap, masyarakat sadar akan pentingnya pengembalian fungsi hutan di Pegunungan Kendeng yang saat ini dijadikan lahan perkebunan jagung.
“Tentunya kita sangat berharap dari masyarakat yang saat ini menanam di Pegunungan Kendeng ini mudah-mudahan nanti mulai berubah apa, cara berpikirnya mulai berubah,” tandasnya.
Sementara itu, seperti yang telah diinformasikan sebelumnya, pemulihan fungsi lahan Pegunungan Kendeng ini urgen untuk segera dilaksanakan. Apalagi kondisi Bumi Mina Tani saat ini begitu rentan dengan bencana.
Usai kekeringan panjang, kini Pati diguyur hujan lebat. Dalam waktu sepekan, sudah terjadi dua kali banjir bandang. Pertama, banjir bandang di Desa Angkatan Lor dan Angkatan Kidul, Tambakromo pada Senin malam (27 November 2023). Dan Selasa (5 Desember 2023) juga terjadi banjir bandang yang menyebabkan dua tanggul jebol di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Pati. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)