PATI, Lingkarjateng.id – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati mencatat tren ekspor barang di wilayah setempat mengalami kenaikan dalam dua tahun belakangan.
Kepala Disdagperin Kabupaten Pati, Hadi Santoso, mengungkapkan bahwa realisasi ekspor pada tahun 2023 lalu berkisar Rp 1,909 triliun. Sedangkan, pada 2024 realisasi ekspor sebesar Rp 2,403 triliun.
”Sepertinya naik. Total tahun 2024 Rp 2,4 triliun. Pada 2023 1,9 triliun,” ucapnya di Pati pada Jumat, 10 Januari 2025.
Dia mengatakan bahwa jumlah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Kabupaten Pati saat ini mencapai sekitar 1.000 orang. Produk yang mereka hasilkan pun beragam, mulai dari makanan ringan hingga perabotan rumah tangga.
Menurutnya, IKM di Kabupaten Pati saat ini telah menunjukkan perkembangan yang positif. Beberapa produk IKM seperti olahan hasil laut, furniture, dan sarang burung walet sudah menjangkau pasar internasional.
”Komoditas didominasi oleh produk hasil perikanan dan sarang walet untuk pasar ekspor,” katanya.
Hadi pun mendorong IKM yang ada di Kabupaten Pati untuk lebih berinovasi mengembangkan produk mereka agar dapat dipasarkan ke perdagangan internasional.
”Jadi kami sangat mendukung usaha para pelaku usaha ini untuk menjadi eksportir, melalui kegiatan pelatihan, serta pengiriman peserta pelatihan,” katanya.
Salah satu IKM di Pati yang bergerak di bidang kerajinan tangan, Syahrial Aman, mengungkapkan bahwa tas anyaman buatannya kini telah menembus pasar internasional.
Awalnya, ia mengaku hanya berfokus pada pasar lokal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ia mulai memperluas jangkauan hingga ke sejumlah negara seperti Jepang, Belgia, Australia, Singapura, dan Inggris.
“Jaringan bisnis saya terbentuk melalui relasi yang dibangun dalam berbagai acara. Modal usaha pun sering kali berasal dari kemenangan di berbagai ajang atau pameran, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ucapnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)