PATI, Lingkarjateng.id – Kecamatan Dukuhseti dinobatkan sebagai salah satu daerah di Kabupaten Pati yang sukses menjalankan program Bapak Asuh Anak Stunting. Disamping itu juga ada Kecamatan Gunungwungkal, Tlogowungu, Tayu, Margorejo, dan Winong.
Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, mengapresiasi penanganan stunting di enam kecamatan tersebut. Menurutnya, sinergitas antar dan lintas sektoral sangat diperlukan untuk mewujudkan Kabupaten Pati bebas dari stunting.
“Pada intinya penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada bapak ibu sekalian yang telah bersama-sama memerangi masalah stunting yang ada di Kabupaten Pati,” ucap Henggar usai Rakor Pengendalian Operasional Kegiatan dan Evaluasi Pendapatan Daerah di Ruang Pragolo Setda Pati pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pati, Muhtar, menyampaikan bahwa penghargaan kepada enam kecamatan yang berhasil menekan angka stunting diharapkan menjadi pemantik bagi kecamatan lain untuk dapat bersama-sama menurunkan masalah stunting di masing-masing wilayah.
Sebagai salah satu pihak yang turut mengawasi perkembangan penanganan stunting, Muhtar berjanji bakal terus melakukan pengawasan bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Sosial Perlindungan Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3KAB).
“Program Bapak Asuh Anak Stunting menjadi program strategis Pemerintah Kabupaten Pati dalam percepatan penanganan stunting. Program ini sudah diawali oleh Pak Bupati, Sekda, dan pimpinan perangkat daerah sudah menjadi bapak asuh anak stunting. Dengan adanya pemberian penghargaan ini harus menjadi motivasi bagi yang belum menjadi bapak asuh anak stunting,” terangnya.
Muhtar mengatakan, hingga saat ini Bappeda berhasil mengumpulkan dana ratusan juta rupiah untuk penanganan stunting di tahun 2023 ini. Sasarannya adalah program makanan bergizi di masing-masing dapur sehat yang ada di setiap desa.
“Program ini telah berhasil menghimpun dana sebesar Rp254.415.000. Dari dana itu sudah tersalurkan Rp238.900.000, jadi masih ada sisa sekitar Rp 15 jutaan. Bentuknya nanti menerima menu makanan bergizi yang sudah disajikan dapur sehat di masing-masing desa, dan ini akan selalu kita evaluasi,” bebernya.
Dirinya optimistis dengan memberikan asupan makanan bergizi dapat menurunkan angka stunting di Pati dari tahun ke tahun. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)