KENDAL, Lingkarjateng.id – Menikmati kelezatan sate kambing adalah hal yang biasa karena memang makanan yang satu ini banyak digemari banyak kalangan. Namun, apabila ingin mengenal sejarah Kendal di masa kolonial Belanda dan Jepang sambil menikmati sate kambing, Sate Pak Dul Tjepiring adalah tempat yang tepat.
Di sini, pelanggan bisa menikmati suasana tempo dulu dan belajar sejarah Kota Cepiring melalui benda antik dan foto-foto kuno di masa kejayaan pabrik gula Cepiring yang dipajang di sudut setiap ruangan.
Warung Sate Pak Dul Tjepiring yang berlokasi di Jalar Sri Agung ini menyajikan menu yang cukup beragam, dari sate kambing, sate sapi hingga gule.
5 Rekomendasi Makanan Khas Viral di Pati
Warung dengan konsep museum mini ini berdiri pada tahun 1946 dan mulai dikembangkan oleh generasi ketiga Warung Pak Dul Cepiring. Koleksi foto-foto kuno milik Ario Widiyanto sang pemilik warung, sengaja dipajang untuk memperkenalkan sejarah Kota Cepiring di masa kolonial Belanda Jepang.
Menurut Ario Widiyanto, selaku pemilik warung mengatakan, ide mengubah warung sate milik orang tuanya menjadi konsep museum mini ini untuk memberikan wawasan sejarah kepada generasi sekarang.
Tidak hanya itu, menurutnya Cepiring merupakan pertemuan tiga bangsa yakni Indonesia, Belanda dan Jepang dengan banyak sejarah yang patut untuk dikenang. “Tidak hanya foto-foto kuno yang menggambarkan Cepiring masa dulu, di sini ada botol kuno yang usianya lebih dari 300 tahun,” ujar Aryo, Minggu (6/2).
Kuliner Kudus, Tiwul yang Laris Manis hingga Mancanegara
Botol peninggalan Belanda tahun 1714 tersebut merupakan koleksi pribadinya selain foto-foto kuno dan surat kabar era kemerdekaan. Ario menambahkan, pengunjung warungnya menikmati suasana tempo dulu dan belajar banyak mengenai sejarah Cepiring.
“Konsepnya memang menjadi museum mini meski hanya berupa foto masa lalu Cepiring. Tetapi ini merupakan gambaran asli Cepiring sebelumnya,” lanjutnya.
Sementara itu bagi pengunjung warung, menikmati makan di sini serasa berada di zaman penjajahan Belanda. Edy Prayitno salah seorang pelanggan mengaku warung ini menarik karena bisa belajar sejarah. “Konsep museum mini lengkap dengan foto zaman dulu Kota Cepiring, sehingga menambah kenikmatan tersendiri saat menyantap menu sate kambing,” ujar Edy.
“Jadi sambil menunggu makanan siap bisa melihat-lihat koleksi foto kuno dan benda-benda antik,” lanjutnya. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)