KENDAL, Lingkarjateng.id – Sebanyak 40 persen pantai di Kabupaten Kendal rusak akibat abrasi. Hal ini membuat keprihatinan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menanam mangrove.
Bupati Kendal, Dico Ganinduto saat melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai Desa Wonosari, Kecamatan Patebon Rabu (9/3) mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi dan juga Pemerintah Pusat.
Sebanyak 5.000 bibit mangrove bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, secara simbolis telah ditanam di area tambak bersamaan dengan tanaman mangrove yang sudah tumbuh besar.
Pemkab Kendal Atur Strategi Hadapi Omicron
Bupati Dico berharap, tidak hanya menanam tapi juga memelihara dan dijaga agar tidak diganti dengan tanaman lainnya. “Jika dibanding dengan wilayah lain, tingkat abrasi di Kabupaten Kendal tergolong rendah, karena penurunan tanah sebagai dampak abrasi sekitar 2 centimeter dan penanaman mangrove merupakan bentuk ikhtiar kita,” ujar Dico.
Pihaknya memastikan, jika secara terus menerus ditanami mangrove dan selalu dipantau agar tanaman tetap terjaga, maka tingkat abrasi akan semakin berkurang.
Tahun 2022 kata Bupati, rencana sebanyak 5 juta bibit tanaman mangrove dari Pemerintah Pusat akan ditanam di pantai Kabupaten Kendal yang mengalami kerusakan akibat abrasi.
Kabupaten Rembang Terima Anggaran Rp 19,2 Miliar untuk Tangani Abrasi
“Penanaman mangrove merupakan upaya yang tepat dan harus dilakukan untuk menyelamatkan pantai dari abrasi,” lanjutnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal, Hudi Sambodo menjelaskan, panjang garis pantai di Kabupaten Kendal mencapai 42,4 kilometer. Karena kerusakan mencapai 40 persen, maka dibutuhkan bibit mangrove sebanyak 5 juta tanaman.
“Bantuan sebanyak 5 juta bibit mangrove cukup untuk memperbaiki abrasi, hanya saja yang dikhawatirkan saat ini adalah lahan untuk ditanami, banyak yang tidak sesuai jika ditanami,” ujar Hudi.
Selain itu, tanaman mangrove harus dijaga karena di beberapa tempat hilang lantaran terkena air laut dan juga dicabut warga. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)