300 Nampan Makanan Meriahkan Tradisi Legenonan Desa Kalipancur Kabupaten Pekalongan

Tradisi Legonan di Pekalongan

TRADISI: Ratusan warga Desa Kalipancur Tengah mengikuti proses Legenonan, aneka makanan yang terbungkus rapi dengan tutup daun pisang siap dibagikan kepada warga, diselenggarakan di balaidesa setempat, pada senin (20/5) sore. (Fahri Akbar/Lingkarjateng.id)

PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Desa Kalipancur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, kembali menggelar acara selapanan desa dalam rangka sedekah bumi yang dikenal sebagai Legenonan.

Tradisi ini digelar setiap bulan Legeno menurut kalender Jawa atau bulan Dzulqaidah dalam kalender Islam. Legenonan menjadi momen penting bagi warga desa setempat untuk bersama-sama berdoa demi kesuburan bumi dan kesehatan warga.

Acara yang berlangsung pada Senin, 20 Mei 2024 di balai desa setempat, dihadiri oleh seluruh warga Desa Kalipancur. Mereka berkumpul untuk berdoa bersama dan berbagi hasil bumi sebagai simbol kebersamaan dan solidaritas.

Kepala Desa Kalipancur, Muhroji, menyatakan bahwa acara ini bukan sekadar ritual, tetapi juga ajang silaturahmi yang memperkuat persatuan dan kerja sama antarwarga demi kemajuan desa.

“Kami berharap dengan momen ini, kita dapat semakin kompak dalam menjaga keutuhan desa serta meningkatkan kesejahteraan bersama,” ungkapnya.

Muhroji menambahkan bahwa tradisi ini juga menjadi sarana untuk mengajarkan generasi muda tentang pentingnya menjaga warisan budaya dan semangat gotong royong.

Acara Legenonan kali ini berhasil mengumpulkan lebih dari 300 nampan nasi dan lauk-pauk secara swadaya oleh masyarakat desa.

Makanan tersebut kemudian dibagikan kepada sesama warga sebagai simbol berbagi dan kebersamaan yang menjadi ciri khas acara ini. Setiap keluarga dengan sukarela menyumbangkan apa yang mereka miliki, menunjukkan semangat gotong royong yang masih terjaga.

Selain berbagi makanan, acara ini juga diisi dengan kegiatan kesenian tradisional pagelaran wayang golek dengan menghadirkan Dalang Ki Gondrong Wiyono dengan lakon “Pangeran Caping” yang digelar semalaman suntuk.

Tidak lupa, aneka macam hadiah kejutan juga turut memeriahkan acara tersebut, seperti kipas angin, sepeda, serta hadiah utamanya adalah dua ekor kambing.

Kegiatan ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga diharapkan menjadi media edukasi bagi generasi muda tentang kekayaan budaya lokal. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version