GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Grobogan melakukan kegiatan bimbingan teknis (bimtek) bagi kru ambulans. Sebanyak 30 peserta mulai Kamis (24/3) sampai Sabtu (26/3) mengikuti bimtek di aula kantor PMI Grobogan guna meningkatkan kapasitas dan keterampilan dalam melakukan pelayanan darurat, khususnya layanan ambulans.
Bimtek tersebut mendatangkan pelatih dari utusan PMI Pusat yang berasal dari PMI Kota Malang dan PMI Kota Jakarta Timur, Heri Suwarsono, Agus Bastian dan Herin Fikri Naufal Zhorifah.
Heri Suwarsono, salah satu pelatih dari PMI Pusat mengatakan, pelatihan ini sangat diperlukan bagi anggota maupun relawan PMI Grobogan. Di mana para peserta dari berbagai latar belakang pendidikan ini akan mendapatkan informasi sekaligus skill tentang kegiatan layanan ambulans.
Usai Assessment, PMI Pati Berikan Bantuan kepada Korban Banjir di Ketitang Wetan
Pelatihan dimulai kesiapan armada ambulans, jalan, perlengkapan, teknik mengemudi ketika mendapat panggilan menuju lokasi. Berkomunikasi dengan stakeholder (kepolisian), melakukan pertolongan pertama bagi korban, hingga menentukan pilihan rujukan ke rumah sakit yang tepat sesuai keadaan dialami korban yang ditolong.
“Mereka juga akan mendapatkan teori komunikasi dengan lintas sektor termasuk bagaimana caranya kalau menemukan kasus yang dialami korban. Kami berharap, PMI Grobogan diharapkan menjadi barometer Jawa Tengah, sebab saat layananan armada ambulans yang dimiliki PMI Grobogan cukup memadai,” ujarnya pada Kamis (24/3).
Selain itu, dia berharap PMI Grobogan nantinya dapat memberikan pelatihan pelayanan ambulans bagi sopir ambulan di desa-desa se-Kabupaten Grobogan.
“PMI Grobogan majunya lebih cepat, yang nantinya akan menjadi barometer Jawa Tengah,” harapnya.
Bulan Dana PMI Kudus Kembali Targetkan Rp 750 Juta
Sementara itu, Kasi Pelayanan PMI Grobogan Gesit Kristyawan mengatakan, pelatihan ini sangat diperlukan untuk menambah keterampilan petugas layanan ambulans PMI Grobogan. Oleh itu, pihaknya mengundang ketiga pelatih ini.
Menurutnya, ketiga pelatih sudah sangat berkompeten dalam bidang pertolongan pertama dan ambulans untuk memberikan pengarahan kepada peserta dengan sistem learning by doing (belajar dengan melakukan).
“Di dalam layanan ambulans petugas tidak hanya melakukan suatu rujukan ke fasilitas kesehatan, namun juga untuk menjaga kestabilan pasien menuju ke fasilitas rujukan di saat keadaan emergensi,” ujarnya. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar)