GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Kepala Desa Sendangrejo Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Sugiyanto menanggapi kabar yang viral di media sosial terkait kemunculan gunung berapi di Kabupaten Grobogan pasca terjadinya gempa di Jawa Timur, baru-baru ini.
Diketahui gundukan tanah dengan ketinggian kurang lebih 10 meter yang disebut-sebut mirip dengan anak gunung itu, adalah Bledug Ngramesan.
Karena lokasinya yang ada di pedalaman desa tepatnya berada di area persawahan Dukuh Medang, menjadikan Bledug Ngramesan tidak dikenal oleh masyarakat luas.
Sugiyanto menyebutkan bahwa, keberadaan Bledug Ngramesan sudah ada sejak lama, bahkan saat Desa Sendangrejo berdiri.
Semburkan Lumpur Campur Belerang Usai Gempa, Begini Kondisi Baby Volcano Grobogan
“Mungkin ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu sudah ada,” paparnya.
Senada, Tokoh masyarakat Dukuh Medang, Desa Sendangrejo mengatakan bahwa, Bledug Ngramesan ternyata sudah ada sejak zaman nenek moyang.
“Sejak saya kecil sudah mengetahui adanya gundukan tanah itu,” kata tokoh masyarakat setempat, Mustaqim, pada Selasa, 26 Maret 2024.
Mustaqim menyebutkan bahwa, terdapat dua letupan yang selalu aktif mengeluarkan lumpur. Letupan tersebut akan bertambah banyak ketika musim hujan, bahkan terkadang letupan muncul di area persawahan.
“Tak hanya di lokasi bledug saja, letupan terkadang muncul di area persawahan warga yang berada di sekitar lokasi,” tambahnya.
Ia mengatakan bahwa, warga setempat biasanya segera menutup lubang tanah ketika melihat adanya bledug anakan. Hal ini agar letupan tersebut bisa diatasi. Karena jika tidak maka sawah berisiko tidak bisa ditanami.
“Jumlahnya bisa mencapai puluhan anakan,” sebutnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)