Angka Kematian Akibat DBD di Grobogan Bertambah Jadi 14 dari 1.201 Kasus

FOGGING: Petugas melakukan fogging di Kelurahan Kalongan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. (Dokumentasi warga Kalongan/Lingkarjateng.id)

FOGGING: Petugas melakukan fogging di Kelurahan Kalongan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. (Dokumentasi warga Kalongan/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.id Angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Grobogan bertambah per pekan ke-18 tahun 2024.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Djatmiko, menjelaskan bahwa secara global berdasarkan jumlah surat atau laporan kewaspadaan dini rumah sakit (KDRS) tercatat 1.201 kasus DBD. Dari jumlah kasus tersebut terdapat demam dengeu sejumlah 677.

“Demam berdarah dengeu (DBD) sejumlah 433. Serta dengeu shock syndrome (DSS) 20 kasus,” jelas Djatmiko, Jumat, 17 Mei 2024.

Sedangkan angka kematian akibat DBD di Grobogan, kata Djatmiko, tercatat ada 14 pasien dengan angka rata-rata kematian kasar sekitar 3,09 persen. Sementara, kematian tertinggi terjadi di bulan Februari yakni sebanyak 5 pasien.  

Djatmiko menjelaskan untuk menekan penyebaran DBD di Grobogan Dinkes melakukan penyelidikan epidemiologi setiap kasus DBD di wilayah puskesmas. Tujuannya untuk mengkaji sumber penularan, faktor risiko penularan, serta edukasi terhadap masyarakat dan pemangku kebijakan.

“Selain fogging, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta pembagian larvasida harus dilakukan secara masif,” tuturnya. 

Dirinya berharap, gerakan PSN tak hanya dilakukan di lingkungan sekitar lokasi penderita, namun juga dilaksanakan di lingkungan-lingkungan sekolah. Selain itu, pihaknya meminta peningkatan layanan kesehatan baik puskesmas, rumah sakit, dan klinik.

“Untuk kasus anak demam lebih dari 2-3 hari diminta cek laboratorium darah lengkap atau pemeriksaan rapid tes DBD,” terangnya.

Terpisah, Sub Koordinator Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Grobogan Gunawan Cahyo, mengatakan bahwa gejolak bulanan kasus DBD yang terjadi mulai Januari 114, Februari 125, Maret 104, April 86, serta Mei pekan kedua sebanyak 24 orang.

Sedangkan tren kasus tertinggi berada di kecamatan Purwodadi. Rinciannya meliputi Kecamatan Purwodadi 81 kasus, Wirosari 45, Toroh 40, Grobogan 30, Kradenan 28, Pulokulon 28. Ngaringan 25, Tawangharjo 24, Gubug 24, Geyer 23, Gabus 20. 

“Kemudian Brati 15, Tanggungharjo 14, Tegowanu 13, Karangrayung 13, Kedungjati 11, Godong 9, Penawangan 8, serta Klambu 2 kasus,” ucapnya.

Ia menerangkan total kasus DBD dapat dihitung dari jumlah DBD ditambahkan dengan jumlah DSS. Sehingga, total kasus DBD sejumlah 453 kasus. 

Lebih lanjut, untuk angka kematian tersebar di sembilan kecamatan, yakni Wirosari 3, Purwodadi 2, Gubug 2, Toroh 2, Tanggungharjo 1, Geyer 1, Gabus 1, Kradenan 1, Karangrayung 1 kasus. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version