Tradisi Larungan di Bungo Demak, Bentuk Ungkapan Syukur Para Nelayan

SEDEKAH LAUT: Para nelayan Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak melaksanakan tradisi larungan atau sedekah laut pada Rabu, 17 April 2024. (M. Burhan/Lingkarjateng.id)

SEDEKAH LAUT: Para nelayan Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak melaksanakan tradisi larungan atau sedekah laut pada Rabu, 17 April 2024. (M. Burhan/Lingkarjateng.id)

DEMAK, Lingkarjateng.id – Kelompok nelayan di Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak menggelar tradisi syawalan dengan melaksanakan lomban atau larungan. Tradisi larungan merupakan wujud ungkapan rasa syukur para nelayan kepada Allah SWT atas rezeki yang didapatkan melalui hasil laut. 

Kepala Desa (Kades) Desa Bungo, Imam Wahyudi, menyampaikan bahwa tradisi larungan di desanya rutin digelar setiap tahun pada lebaran idulfitri hari ketujuh. 

“Kegitan syawalan ini diadakan setiap setahun sekali dan rutin disengkuyung oleh seluruh nelayan di Desa Bungo,” kata Imam, Rabu, 17 April 2024.

Imam menyampaikan, jumlah nelayan di Desa Bungo dari tahun ke tahun semakin berkurang lantaran faktor usia. Selain itu sebagian nelayan sudah beralih profesi. 

“Di Desa Bungo saat ini kurang lebih 150 kapal, dan yang aktif 130 kapal karena semakin tahun semakin berkurang melayannya. Faktornya sudah tua dan alih profesi. Ketika saya menjabat lurah pertama ada 250 kapal,” terangnya. 

Rangkain syawalan dan sedekah laut di Desa Bungo dimulai sejak Selasa, 16 Maret 2024 dengan menggelar doa bersama. 

“Semalam para nelayan melaksanakan doa bersama, berdoa mudah-mudahan digampangke rezekine (dimudahkan rezekinya). Kemudian esoknya (17 April 2024) pembukaan sedekah laut dan larungan dan nanti dilanjutkan acara pentas seni dan jam lima melaksanakan selamatan diikuti seluruh masyarakat Bungo,” paparnya. 

Sementara itu Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan bahwa syawalan merupakan salah satu adat budaya atau tradisi yang sudah ada sejak lama di Kabupaten Demak.

Menurut Bupati Eisti’anah kegiatan syawalan bukan sekadar ritual adat saja, tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur dan tanggung jawab sebagai manusia terhadap alam dan sesama. 

“Jadi di Demak ini satu minggu setelah idulfitri punya adat istiadat namanya syawalan ke laut. Ini sebagai wujud rasa syukur para nelayan telah mendapatkan hasil laut yang luar biasa,“ bebernya.

Selain di Desa Bungo, beberapa daerah lain juga melaksanakan tradisi syawalan. 

“Ada beberapa tempat yang melaksanakan trandisi syawalan atau lomban, nah biasanya kita berupaya memperkenalkan tradisi di beberapa tempat lain yang sebelumnya di Bonang dan pada hari ini kami pemkab membuka di Desa Bungo Wedung supaya di sini juga lebih bisa dikenal banyak masyarakat. kalau di sini ada tradisi sedekah laut larungan,” terangnya. 

Disisi lain, salah satu nelayan desa setempat, Ahmad Arif (53) mengatakan tradisi sedekah laut ini sudah seharusnya dilestarikan untuk masa-masa selanjutnya

“Tradisi ini sudah lama sekali. Tradisi ini (sedekah laut) memang harusnya dikembangkan terus menerus jangan berhenti, karena namanya tradisi dari nenek moyang kita di jaman dahulu. Pada intinya yaitu meminta atau berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam mencari rezekil di laut dan diberikan keselamatan,” ujarnya. (Lingkar Network | M. Burhan – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version