BLORA, Lingkarjateng.id – Dampingi Presiden RI Joko Widodo meresmikan Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerangkan, pekerjaan fisik Bendungan Randugunting rampung lebih cepat 10 bulan dari jadwal kontrak, yang seharusnya berakhir pada November 2022.
Bendungan ini, lanjut Basuki, sejatinya sudah direncanakan sejak tahun 1990-an guna menambah suplai air bagi daerah kering di Kabupaten Blora dan sekitarnya. Namun, pembangunan baru dapat dikerjakan pada 2018 dan selesai di awal 2022 tanpa kendala teknis dalam hal konstruksi maupun kendala sosial dalam pembebasan lahan.
“Kita tahu bahwa Blora dan sekitarnya ini termasuk rawan atau langka air. Nantinya bendungan ini bisa memberikan suplai air baku 200 liter/detik dan irigasi 670 hektare, selain juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata,” tutur Menteri Basuki usai peresmian Bendungan Randugunting oleh Presiden Jokowi, Rabu (5/1).
Menteri Basuki juga menambahkan Bendungan Randugunting tersebut juga memiliki potensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan sistem solar panel.
Resmikan Bendungan Randugunting, Jokowi Serap Aspirasi Petani Blora, Rembang dan Pati
“Jadi kita akan coba memasang floating solar panel di bendungan. Saat ini kita punya 231 bendungan, jika nantinya ditambah 61 bendungan yang akan selesai 2024, kita akan punya 292 bendungan. Jika semua kita pasang floating solar panel, energi terbarukan akan bisa berkembang (dari bendungan, Red),” terangnya.
Senada, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap, keberadaan bendungan tersebut dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tiga kabupaten.
“Alhamdulillah, jadi ini tidak hanya untuk Blora. Blora ini sedang memberikan fasilitasnya untuk bisa digunakan sebagai satu bendungan. Ini ada bupati Pati dan Rembang juga yang nanti akan ikut memanfaatkan. Jadi ini kolaborasi tiga kabupaten dan semoga ini bisa bermanfaat untuk semuanya,” kata Ganjar ditemui di sela peresmian Bendungan Randugunting.
Pembangunan Bendungan Randugunting-Blora Memasuki Tahap Akhir
Ganjar menjelaskan, bendungan ini tidak hanya berfungsi sebagai aliran irigasi ke lahan pertanian tetapi juga berpotensi besar menjadi objek wisata.
“Bisa dimanfaatkan untuk sumber air bersih termasuk nanti untuk pariwisata. Bagus sekali ini bentuknya dan ini sudah mulai terisi. Mudah-mudahan nanti bisa manfaat untuk semuanya,” katanya.
Sebagai informasi, pembangunan Bendungan Randugunting berada di bawah tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya – PT Andesmont Sakti (KSO) dengan biaya APBN 2018-2022 dengan nilai kontrak sebesar Rp 880 miliar.(Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)