BLORA, Lingkarjateng.id – Kabupaten Blora hingga pertengahan 2024 dinyatakan bebas penyakit Polio. Kendati begitu Dinas Kesehatan Kabupaten Blora mengimbau masyarakat tidak abai terhadap kesehatan anak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinkes Blora, Prih Hartanto, menjelaskan bahwa Polio atau Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan hingga kematian.
“Virus polio ditularkan melalui tertelannya makanan atau air yang terkontaminasi oleh virus polio tersebut. Virus polio tersebut masuk ke saluran cerna lalu ke sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan,” jelasnya, Senin, 24 Juni 2024.
Hartanto mengatakan bahwa polio bisa dicegah dengan memberikan imunisasi kepada anak sesuai dengan jadwal.
“Untuk imunisasi polio sudah kita lakukan bulan Januari dan Februari lalu, meskipun hari polio jatuh pada Juli mendatang,” ungkapnya.
Dinkes Blora menyediakan imunisasi polio secara gratis di semua fasilitas kesehatan pemerintah. Imunisasi polio diberikan secara bertahap. Yaitu vaksin polio tetes atau oral polio vaccine (OPV) pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan vaksin polio suntik atau Inactivated Polio Vaccine (IPV) yaitu diberikan pada usia 4 bulan dan 9 bulan.
Dia mengatakan bahwa anak yang tidak mendapatkan imunisasi polio lebih rentan terinfeksi penyakit yang menyebabkan kelumpuhan. Selain itu anak juga berisiko tinggi menjadi sumber penularan penyakit polio kepada orang lain. Ketiga, tidak adanya cakupan imunisasi yang memadai dapat meningkatkan terjadinya wabah polio.
“Sehingga anak-anak yang berusia sudah saya sebutkan tadi harus mendapatkan jadwal vaksin yang tepat, sehingga mampu mencegah timbulnya penyakit ini,” tuturnya.
Sedangkan faktor risiko penularan polio bisa dipicu karena rendahnya cakupan imunisasi polio, kondisi kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih yang kurang baik serta masih adanya individu yang Buang Air Besar (BAB) sembarangan di sungai atau pada sumber air yang digunakan sehari-hari.
“Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penularan polio diantaranya pastikan anak menerima imunisasi polio lengkap sesuai usia yaitu 4 kali imunisasi polio tetes dan dua kali imunisasi polio suntik sebelum usia satu tahun. Kedua, menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti BAB di jamban dan cuci tangan sebelum makan dan setelah Buang Air Kecil (BAK) maupun BAB,” paparnya
Warga diimbau untuk aktif melapor kepada petugas kesehatan apabila menemukan anak dengan gejala lumpuh layu.
“Apabila anak telah mendapatkan jadwal vaksin, hampir bisa dipastikan anak bisa terhindar dari polio,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)