BLORA, Lingkarjateng.id – Bupati Blora, Arief Rohman, menginginkan Kabupaten Blora bisa masuk menjadi lokasi pengembangan kawasan industri Jawa Tengah sehingga peluang investor akan terbuka lebar.
Usulan itu disampaikan pada rapat Konsultasi Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Pemprov Jawa Tengah dengan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, dan Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Jakarta, Selasa, 2 April 2024.
“Alhamdulillah akses Blora menuju tol trans Jawa semakin baik. Setelah dapat Inpres Jalan dari Presiden, kini semakin dekat ke exit toll Ngawi dari wilayah Blora Selatan,’’ jelas Bupati Arief dalam keterangan yang diterima di Blora, Rabu, 3 April 2024.
Bupati Arief memaparkan potensi Blora bagian selatan. Salah satunya sumber gas alam yang selama ini diproduksi Pertamina. Gas tersebut dialirkan ke Tambaklorok, Semarang dan Gresik, Jawa Timur.
“Selama ini, kami yang di Blora hanya menonton saja. Hanya ada beberapa desa yang dapat kuota city gas. Kami ingin Blora bisa dikasih sebagian gasnya untuk pengembangan industri di Blora,’’ tambahnya.
Untuk itu, Bupati Arief mengusulkan kepada Pj Gubernur Jawa Tengah, agar Blora bisa ikut masuk dalam penetapan kawasan industri Jawa Tengah. Dengan demikian nantinya Blora bisa seperti Batang, Kendal dan sekitarnya, dimana banyak investor masuk dan membuka lapangan pekerjaan.
Apalagi Pemerintah Kabupaten Blora saat ini sedang getol-getolnya mencari investor untuk pembangunan ekonomi di Kota Barongan.
“Kami ingin Blora masuk KSP Pusat Riset dan Industri Hilirisasi Sumber Daya Alam di Jawa Tengah, bersama Cilacap, Purworejo, Kebumen, Rembang, Jepara dan Pati. Jika masuk kawasan Pusat Riset dan Industri Hilirisasi SDA, maka akan membuka peluang investasi di Kabupaten Blora,” tuturnya.
Sementara itu Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, merespons bahwa pengembangan kawasan industri di Jateng memang diperlukan agar tidak dibebankan di wilayah pesisir utara.
“Memang perlu, pengembangan kawasan industri ke wilayah tengah. Agar beban tidak selalu di jalur pesisir utara. Apalagi akses tol mulai dibangun di kawasan tengah. Coba nanti kami review agar RTRW dikaji lagi,” ucap Nana Sudjana. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)