SEMARANG, Lingkarjateng.id – Generasi muda yang melek politik tidaklah banyak. Karena itu, menjadi istimewa ketika ada generasi muda yang melek politik, bahkan dipercaya jadi narasumber dialog interaktif di lembaga pemerintah.
Salah satu dara istimewa itu adalah Mariska Bunga Chairunisa. Meski masih muda, namun kiprahnya untuk mengedukasi masyarakat agar melek politik tidak tanggung-tanggung. Gadis yang juga beberapa kali dipercaya sebagai narasumber dialog interaktif di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang itu tak bosan-bosannya mengajak masyarakat untuk menganalisis berbagai persoalan politik.
“Selama ini ‘kan, kesannya kalau yang berhubungan kancah politik itu kurang bersih. Kemudian sering dikira arenanya orang partai atau kepentingan. Padahal itu milik kita semua. Masyarakat harus melek politik dan melakukan pengawasan juga,” katanya menggebu-gebu.
Mengenal Shania Salsabella, Sukses Berbisnis Tenun di Usia Muda
Gadis kelahiran Tasikmalaya ini telah memiliki segudang pengalaman berharga yang dilakukan di usia remaja. Mulai dari ikut organisasi, magang, hingga aktif sebagai relawan sosial di berbagai cabang. Kegiatan-kegiatan itulah yang menjadi pemicu ketertarikannya di bidang politik.
Tidak hanya itu, Mariska, sapaan akrabnya, bahkan mengaku akan serius mendalami politik. Namun, bukan sebagai tokoh politik, melainkan sosok yang mengedukasi masyarakat melalui jalur edukasi dengan gaya pembawaannya tersendiri.
Kelihaiannya dalam menyampaikan setiap persoalan yang ia tangkap, seakan menjadi bukti keseriusan untuk membentuk masyarakat yang melek politik. Mariska menilai, generasi muda memiliki peran penting dalam pengawasan demokrasi, agar tidak kecolongan dan bisa turut andil dalam pengawalan kebijakan politik.
Mengenal Yuli Astuti, Kembangkan Batik Kudus dengan Motif Budaya Lokal
“Jadi pesan untuk anak muda, jangan apatis dan selalu skeptis dengan politik. Karena kebijakan yang diambil pemerintah, itu ada kaitannya dengan kita semua. Kalau kita bisa mengawal proses demokrasi pemerintah dan politik supaya jujur, adil, bersih dan berintegritas, ke depan kita bisa mewujudkan kesejahteraan untuk semua,” jelas Mariska.
Saat ditanya mengenai respons lingkungan sosial dan keluarganya, ia mengaku sempat mengalami penolakan. Namun, seiring berjalannya waktu kemampuannya mulai diakui dalam mengedukasi masyarakat agar melek politik.
“Sindiran dan suara sumbang itu pasti ada. Terpenting ‘kan, langkah yang dilakukan nyata. Jadi abaikan saja. Memang apa salahnya berbagi dan belajar. Meski tidak terjun langsung tapi kita berpartisipasi dalam mewujudkan demokrasi yang berintegritas, intinya just keep going,” pungkasnya. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar Jateng)