Lingkarjateng.id – Stunting merupakan kondisi yang terjadi pada anak, di mana mereka mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuh anak lebih pendek dari pada anak-anak seusianya.
Anak yang mempunyai tubuh pendek di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama.
Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah mencegah stunting. Langkah ini bertujuan agar semua anak di Indonesia bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan kemampuan sosial, fisik, emosional untuk belajar. Selain itu, anak-anak diharapkan mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Alasan pentingnya masalah stunting untuk diselesaikan adalah, karena stunting berisiko mengganggu potensi SDM Indonesia.
Sedangkan pada awal tahun 2021, Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.
Dilansir dari official website Kominfo pada Senin, 19 September 2022 menunjukkan bahwa Data Bank Dunia atau World Bank mengatakan, angkatan kerja yang pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54%. Artinya, sebanyak 54% angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting. Hal inilah yang membuat stunting menjadi perhatian serius pemerintah.
Nah, oleh karena itu para orang tua terlebih mama wajib mengetahui ciri-ciri stunting, dampak buruk, penyebab, dan cara mencegahnya untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045.
Daftar Isi :
Apa saja ciri-ciri stunting pada anak?
Mama wajib tahu, nih. Untuk mengetahui apakah seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, mama perlu mengetahui ciri-ciri stunting pada anak. Hal ini karena stunting tidak bisa dikira-kira atau ditebak saja.
Ternyata, selain tubuh yang pendek dari pada anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya. Apa saja?
- Pertumbuhan anak yang lambat
- Pertumbuhan gigi terlambat
- Kemampuan fokus dalam belajar yang tidak baik
- Berat badan anak menurun
- Anak jadi mudah terserang berbagai penyakit infeksi
Awas! Ini dampak buruk stunting bagi kesehatan anak
Stunting sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, bahkan bisa berdampak bagi kesehatan baik jangka panjang maupun jaga pendek.
Dampak stunting jangka pendek yaitu gangguan metabolism, gangguan pertumbuhan fisik, gangguan kecerdasan, dan gangguan terhadap perkembangan otak.
Jika mama mendapati ciri-ciri stunting seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya harus segera ditangani dengan baik sejak dini. Karena jika tidak, dampak stunting jangka panjang justru lebih berbahaya, seperti :
- Penyakit jantung
- Penyakit pembuluh darah
- Mudah sakit karena kekebalan tubuh yang lemah
Jika anak perempuan mengalami stunting, saat dewasa nanti si anak berisiko mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada keturunannya kelak. Biasanya terjadi pada perempuan dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 cm karena ia mengalami stunting sejak kecil.
Tak Hanya Gizi Buruk, Ini Penyebab Stunting Lainnya
Nutrisi ibu yang buruk bisa membatasi pertumbuhan janin yang buruk juga. Sehingga pada akhirnya meningkatkan risiko kematian neonatal. Dalam 1.000 hari pertama, risiko stunting terkait erat dengan kesehatan ibu.
Kemungkinan stunting pada bayi akan meningkat jika ibu hamil terinfeksi malaria, HIV/AIDS, atau cacingan. Ternyata, Selain permasalahan gizi buruk, ada juga penyebab lain yang bisa menyebabkan anak mengalami stunting.
1.Kurangnya MPASI
Mama, kebutuhan energi dan nutrisi pada anak tidak cukup dari ASI saja. Jadi, mama perlu memberikan makanan pendamping ASI. Oleh karena itu, mama bisa menggabungkan makanan pokok lain seperti buah-buahan dan sayuran halus, ikan dan daging, serta susu dan telur.
2. Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif
Mama juga direkomendasikan untuk mulai menyusui dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Lalu, secara eksklusif menyusui bayi sampai usia 6 bulan. Namun, akan lebih baik jika menyusui sampai anak mencapai 2 tahun. Hal ini karena anak yang tidak mendapat ASI eksklusif itu rentan terhadap stunting.
3. Lingkungan yang tidak bersih
Anak-anak yang sering terkena mikroba lewat lingkungan yang tidak bersih bisa menyebabkan infeksi subklinis dan peradangan. Anak-anak yang terkena dampaknya bisa menyebabkan kerusakan usus yang parah, sehingga tidak dapat menyerap nutrisi makanan dengan maksimal.
Cara Mencegah Stunting
Cara mengatasi stunting adalah dengan memenuhi nutrisi pada anak sejak dalam kandungan, setelah dilahirkan, dan selama masa pertumbuhan. Selain itu, nutrisi mama yang sedang hamil wajib terpenuhi, nutrisi si kecil juga harus terjaga dengan optimal, menciptakan lingkungan yang higienis, dan konsultasi dengan tim pelayanan kesehatan.
Upaya untuk mewujudkan generasi emas 2045 bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, semua orang tua harus belajar untuk menerapkan langkah-langkah antisipasi stunting pada anak, selalu aktif terhadap tumbuh kembang anak, dan juga aktif terhadap kesehatan ibu dan janin. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)