Dari Limbah Perca, Komunitas Ken Runtah Dapat Jual Produk hingga Mancanegara

MERESMIKAN: Dinas Perindustrian Kota Semarang meresmikan Pengurus Komunitas Ken Runtah di Galeri Industri Semarang. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

MERESMIKAN: Dinas Perindustrian Kota Semarang meresmikan Pengurus Komunitas Ken Runtah di Galeri Industri Semarang. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perindustrian mengapresiasi langkah Komunitas Ken Runtah dalam memanfaatkan barang limbah perca menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Kepala Dinas Perindustrian, Tri Supriyanto mengatakan, pemerintah akan selalu mendorong masyarakat bahkan komunitas yang berlomba lomba dalam pengelolaan sampah agar bisa digunakan dengan baik 

“Jadi hal ini harus dipuji, karena Semarang luar biasa, tidak kalah dengan kota lain, bisa dilihat dari pembangunannya, penataan kota, komunitas runtah sangat membantu sekali untuk pengolahan sampah, karena adanya perhatian khusus kepada sampah baik di Indonesia maupun dunia,” ujar Tri Supriyanto usai meresmikan Komunitas Ken Runtah di Galeri industri Kota Lama Semarang, Rabu(2/2).

Sambut Imlek, Komunitas Empu Semarang Peragakan Busana Ramah Lingkungan

Tri sapaannya mengatakan, saat ini Kota Semarang mempunyai upaya tersendiri dalam pengolahan limbah sampah, baik sifatnya masih modern ataupun tradisional. Sehingga, menurutnya, sampah bisa menjadi pemasok tenaga listrik.

Sementara pendiri Komunitas Ken Runtah, Elkana Gunawan mengatakan, meskipun limbah sampah menjadi permasalahan di setiap daerah, namun limbah ini memiliki potensi untuk dijadikan olahan yang bernilai jual ekonomis.

Melalui Komunitas Ken Runtah, kata Elkana, sebagai wadah para kreator untuk melakukan kegiatan kreativitasnya dalam memanfaatkan limbah sampah. Seperti yang diketahui, limbah sampah merupakan penyumbang nomor dua terbesar setelah migas, jadi ini merupakan suatu perhatian, tidak hanya di Indonesia namun juga dunia. 

20 Tahun Hiatus, Komunitas PAKU Kudus Gelar Pameran

Limbah kain perca yang berada di Ken Runtah, saat ini sudah diubah menjadi bahan ekonomis, misalnya pembuatan baju, souvernir, tas dan barang lainnya. Penjualannya pun sampai keluar negeri, bahkan Eropa.

 “Penjualan produk kita bisa sampai luar negeri, seperti Cina, Eropa, barang kita bukan ekspor, tapi perorangan yang dibawa oleh teman,” ujarnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)

Exit mobile version