KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dalam beberapa hari terakhir, fenomena antrean panjang truk angkutan barang kerap terjadi di sejumlah SPBU di Kabupaten Semarang karena Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar diduga mengalami kelangkaan.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean kendaraan yang mengisi solar kerap mengular hingga mengganggu kelancaran lalu lintas, terutama di ruas jalan utama Solo-Semarang dan Semarang-Solo.
Di beberapa SPBU besar di Ungaran, para petugas terpaksa mengatur antrean truk-truk besar agar tidak menyebabkan kemacetan di jalan.
Salah satu sopir truk, Yanto (54), mengaku kesulitan mendapatkan solar untuk kendaraannya dalam beberapa bulan terakhir.
“Langka, bahkan bisa saya katakan solar hilang,” ujar Yanto saat ditemui di sebuah SPBU di Ungaran, Kamis, 18 Desember 2025.
Pada hari ini saja, Yanto mengaku sudah mencari solar di empat SPBU di Kabupaten Semarang dan Kota Semarang.
“Tadi cari di SPBU di Kaligawe dan di Sukun, yang ada di Kota Semarang. Lalu cari lagi di wilayah Ungaran ada dua SPBU kosong juga, dan baru dapat di sini di SPBU ini,” jelas Yanto.
Yanto, yang setiap harinya mengangkut barang dari Kabupaten Pati ke Kabupaten Semarang mengaku sudah kesulitan mendapatkan solar sejak tiga bulan terakhir.
“Tiga bulan, susah carinya solar ini. Ya dampaknya jelas biasanya langsung antar barang ke Karangjati, Kabupaten Semarang, dari Pati, sedikit tertunda karena harus muter-muter dulu cari solar,” katanya.
Tak hanya itu, Yanto menambahkan bahwa ia terpaksa membeli solar dalam jumlah lebih banyak dari biasanya setiap kali menemukan pasokan di SPBU.
“Ya diisi penuh, nanti mau berangkat ngisi lagi karena memang sedang hilang solar ini,” ujarnya.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Jateng dan DIY, Taufiq Kurniawan, menyatakan bahwa stok solar di SPBU sebenarnya dalam kondisi cukup, termasuk menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Taufiq menegaskan bahwa ketersediaan BBM jenis solar di terminal BBM Tegal mencapai 3.000 kiloliter per hari.
“Memang jumlah tersebut jelas ada barang yang keluar dan masuk, namun kami jamin stok tersebut kami selalu jaga berada di angka empat sampai lima kali lipat konsumsi harian,” ujarnya.
Taufiq mengatakan fenomena antrean truk angkutan barang di SPBU bukan disebabkan oleh kelangkaan solar.
Menurutnya, fenomena itu terjadi karena adanya peningkatan permintaan dari kendaraan yang sedang berupaya memenuhi target pengiriman sebelum diberlakukannya larangan melintas untuk truk besar menjelang libur Nataru.
Taufiq menilai hal itu menyebabkan lonjakan permintaan BBM jenis solar, terutama di ruas jalan Pantura.
“Fenomena ini nampak sekali terjadi di ruas Pantura, mulai dari Brebes, Pekalongan, dan daerah lainnya ini disebabkan karena meningkatnya permintaan pengiriman barang,” katanya.
Jurnalis: Hesty Imaniar
Editor: Rosyid































