SALATIGA, Lingkarjateng.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga meluncurkan sistem layanan akta gratis (Selaras). Bagi warga Salatiga yang melahirkan putra-putrinya di rumah sakit plat merah ini, otomatis akan mendapatkan layanan Selaras.
Direktur RSUD Salatiga, Riani Isyana Pramasanthi, menjelaskan selain mendapatkan layanan akta kelahiran gratis, pasien juga juga akan mendapatkan layanan penggantian Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Identitas Anak (KIA), pendaftaran BPJS bagi bayi.
“Semua layanan yang terdapat dalam program Selaras, kami berikan secara gratis. Tak hanya itu, kami juga memberikan bonus baby food. Namun, layanan tersebut khusus untuk warga ber-KTP (kartu tanda penduduk) Salatiga,” katanya, Rabu (12/6).
Dia menyatakan, layanan tersebut diberikan untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam mendapatkan beberapa administrasi kependudukan.
“Ini kami lakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk selalu memberikan layanan terbaik,” ujarnya.
Selain itu, kata Riani, RSUD Salatiga selama setahun belakangan ini juga telah memberikan layanan pengantaran obat. Layanan ini dibuat agar pasien tidak mengantri di apotik RSUD untuk mendapatkan obat usai periksa kesehatan.
“Layanan ini kami beri nama Sigab. Program layanan ini, muncul setelah kami melihat begitu panjang antrian dan lamanya waktu pengambilan obat setelah pasien periksa. Apalagi obat yang diberikan dalam bentuk serbuk, akan memakan waktu cukup lama,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pasien bisa mendapatkan layanan ini di konter Sigab. Dengan menggunakan layanan ini, setelah menyerahkan resep obat ke petugas apotik, pasien bisa langsung pulang ke rumah dan obat akan diantar oleh petugas.
“Dalam menjalankan pelayanan ini, kami bekerjasama dengan pihak ketiga. Kami telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Jeggboy & Girl terkait pelayanan ini,” terangnya.
Menurutnya, layanan Sigab sangat diminati oleh pasien. Mereka memilih menggunakan jasa kurir untuk mengantarkan obat ke rumah ketimbang harus antri lama.
Riani menjelaskan, penyebab utama lamanya antrian obat adalah pasien poli yang banyak dan tempat yang kurang luas. Dari waktu pendaftaran pukul 07.00 hingga 11.00 WIB, umumnya pasien datangnya bersamaan di pagi hari. Padahal setelah pukul 10.00 WIB biasanya malah sepi.
“Hal inilah yang kadang membuat antrian menjadi lama. Untuk poli tempatnya belum bisa diperluas karena lokasinya yang terbatas,” tegasnya.
Sementara itu, pengelola Jeggboy & Girl Salatiga, Sri Sahono menjelaskan, biaya jasa layanan ini sangat murah. Pengguna jasa layanan cukup membayar Rp 10.000 obat akan diantar sampai ke rumah.
“Itu tarif khusus dalam wilayah Kota Salatiga. Kalau sampai ke luar kota, tetap kami layani namun tarifnya beda. Tarif Rp 2.500 per kilometer,” terangnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)