SALATIGA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dan Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga mengkampanyekan edukasi pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) pada Kamis, 14 November 2024.
Kampanye dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia ke-44 tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga dan membudayakan konsumsi pangan yang sehat, aktif, dan produktif.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, mengatakan bahwa pangan yang dibutuhkan oleh tubuh harus seimbang, yakni mengandung berbagai gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
“Dalam satu porsi makan itu setidaknya harus ada sepertiga sumber karbo, kemudian sepertiga lauk pauk, seperenamnya buah dan seperenamnya adalah sayur. Jadi bapak-ibu sekalian, kalau kita bayangkan, misalkan pagi kita makan nasi, siangnya kita tidak harus makan nasi lagi. Siang bisa dengan kentang atau mungkin sorenya diganti lagi dengan singkong,” katanya saat menyampaikan sosialisasi B2SA.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Salatiga, Henni Mulyani, menyatakan bahwa program B2SA juga mendukung perwujudan ketahanan pangan nasional. Menurutnya, pemerintah tidak hanya fokus pada ketersediaan dan stabilitas pangan tetapi juga peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang diukur dengan indikator skor pola pangan harapan (PPH).
“Alhamdulillah, pada tahun 2023 skor PPH di Kota Salatiga sudah sangat baik, yakni 92,4. Beberapa yang masih menjadi catatan dan perlu kita tingkatkan adalah kelompok kacang-kacangan, umbi-umbian, dan buah atau biji berminyak,” kata Henni Mulyani.
Henni menjelaskan bahwa peringatan Hari Pangan tersebut dikemas dalam berbagai kegiatan, seperti pasar pangan murah, lomba cipta menu, lomba gerak tari kreasi, dan sosialisasi B2SA.
“Saya berharap, kegiatan lomba cipta menu ini tidak hanya sekadar seremoni lomba, menang dan selesai, namun ada tindak lanjut yakni menu-menu kreatif yang berhasil diciptakan dapat disebarluaskan dan dipromosikan. Misalnya melalui PKK atau kegiatan yang mengikutsertakan ibu-ibu, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat di Kota Salatiga,” ujar Henni. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)