REMBANG, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang memperkuat kesiapsiagaan bencana kebakaran hutan dan lahan atau karhutla serta kekeringan pada musim kemarau.
BPBD Rembang juga mencatat pada awal Agustus 2025 sudah terjadi 37 insiden kebakaran namun, mayoritas berupa kebakaran rumah atau bangunan.
“Alhamdulillah, sampai hari ini kebakaran hutan masih bisa dicegah. Harapan kami, tidak ada kejadian karhutla sampai musim kemarau berakhir,” ungkap Kepala BPBD Rembang, Sri Jarwati, Sabtu, 8 Agustus 2025.
Kemudian terkait kekeringan, Sri menyebut hingga minggu kedua Agustus belum ada pengajuan permintaan bantuan air bersih. Hal ini menurutnya karena masih adanya curah hujan sehingga sumber air masih cukup tersedia.
“Ini kemarau tetapi kemarau basah, artinya masih ada curah hujan meskipun hujannya tidak maksimal. Tapi saya lihat, sumber air masih bagus, sehingga alhamdulillah sampai dengan hari ini belum ada permintaan dari desa-desa yang mengalami kekeringan,” terangnya.
Selain itu, BPBD juga menggencarkan pembentukan desa Tangguh bencana (Destana). Terbaru, BPBD bekerja sama dengan PT Semen Gresik dalam meningkatkan status Destana Dowan, Kecamatan Gunem, dari tingkat Pratama ke Madya.
“Ini setelah perubahan bulan September—Oktober kita akan melakukan penambahan, insyaallah akan ada dua desa,” ucapnya.
Pada musim kemarau ini, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat agar tidak membakar sampah sembarangan serta rutin memeriksa instalasi listrik untuk menghindari risiko kebakaran.
“Kami dari BPBD mengimbau kepada masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Rembang, karena saat ini kita sudah memasuki puncak musim kemarau supaya selalu waspada dan hati-hati untuk tidak membakar sampah sembarangan, dan untuk selalu mengecek peralatan listrik,” pungkasnya.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Ulfa

































