KENDAL, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay mengatakan, pedagang Pasar Weleri 1 yang terbakar setahun silam dipaksa pindah secepatnya karena pasar akan segera dibangun. Pihaknya memberikan batas waktu hingga 2 Januari 2022.
“Pasar harus sudah kosong sebab 3 Januari 2022 kita akan tutup dengan menggunakan seng seluruh area eks Pasar Weleri yang terbakar. Tidak ada lagi pedagang yang berjualan, termasuk yang di pinggir jalan,” tegas Ferry.
Menurut Ferry, hal tersebut sudah menjadi keputusan bersama sehingga harus ditaati. Jika tetap berjualan pada tanggal yang sudah ditetapkan, maka akan ditindak atau disuruh menutup lapaknya. “Pedagang sudah sepakat untuk pindah ke pasar sementara, jadi tidak ada yang keberatan,” lanjutnya.
Jakerham Nilai Pimpinan Dinkes Kendal Tak Miliki Kompetensi
Para pedagang Pasar Weleri I rencananya direlokasi ke pasar sementara yang sudah disiapkan Pemkab Kendal. Akan tetapi, para pedagang mengaku was-was karena dua kali pasar sementara tersebut roboh akibat tidak kuat menahan angin. Adapun pedagang pasar merasa dilema, karena jika tidak pindah, maka Pasar Weleri 1 tidak segera dibangun.
Susinah, pedagang pakaian warga Desa Sambongsari Kecamatan Weleri mengaku bingung mau pindah ke pasar sementara, karena menurutnya tidak aman untuk dagangannya.
“Saya jualan baju, sementara di sana situasi pasar sementara tidak aman dari air. Dagangan saya tidak boleh terkena air dan saya harus memodifikasi lapak agar bisa berjualan dan ini butuh biaya yang besar,” ujar Susinah.
Karena diminta mengosongkan tempat jualannya, Susinah memilih membawa semua barang dagangannya ke rumah sambil menunggu dana untuk pindahan dan memodifikasi lapak agar aman. “Dagangan saya ludes karena pasar terbakar, dan ini harus mengeluarkan biaya untuk pindahan sekitar butuh puluhan juta,” lanjut pedagang yang punya 4 los itu sebelum pasar terbakar.
Pemkab Kendal Atur Strategi Hadapi Omicron
Kemudian, pedagang kelontong, Kaeroman mengaku kebingungan kalau semua barang dipindahkan ke pasar sementara, lantaran tidak cukup. Akhirnya dia pun membawa barang dagangannya ke rumah dan apabila akan berjualan maka hanya beberapa saja yang dibawa karena tidak cukup.
“Sementara barang saya bawa pulang ke rumah, jika akan berjualan disana maka hanya beberapa barang saja yang dibawa, kalau semua tidak cukup karena di sana sempit dan masih terbuka,” ujar Kaeroman.
Sementara itu, Sri Lestari warga Desa Weleri selaku pedagang sayuran yang sudah menempati lapak baru di Pasar Sementara, mengajak semua pedagang untuk segera pindah dan mulai berjualan. “Memang lapak lebih sempit namun untuk kondisi aman dan kalau semua sudah pindah, maka akan semakin ramai dan pembeli pasti datang,” ujar Sri. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar Jateng)