Warga Rendeng Kudus Kenalkan Terompet Glongsor, Ternyata Begini Fungsinya

KIRAB: Warga Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus menggelar kirab terompet glongsor pada Minggu, 27 Agustus 2023. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

KIRAB: Warga Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus menggelar kirab terompet glongsor pada Minggu, 27 Agustus 2023. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Terompet Glongsor merupakan salah satu budaya peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Kudus. Peninggalan sejarah ini dulunya digunakan untuk mengumumkan berita duka kepada masyarakat di Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

Namun, seiring perkembangan zaman terompet glongsor sudah tidak digunakan lagi. Masyarakat kini menggunakan speaker masjid maupun musala untuk mengumumkan berita duka.

Kendati sudah tidak digunakan lagi, warga RW 2 Desa Rendeng menggelar Kirab Budaya Glongsor sebagai Upaya melestarikan budaya sekaligus mengenalkan kepada generasi penerus terkait peninggalan Sejarah berupa terompet glongsor.

“Kegiatan ini untuk nguri-uri budaya leluhur. Mengingatkan adanya sejarah Terompet Glongsor yang ada di Desa Rendeng,” kata Ketua Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) Kudus, Kanjeng Raden Arya (KRA) Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro, di Kudus pada Minggu, 27 Agustus 2023.

Kirab Terompet Glongsor diikuti oleh masyarakat dari RT 1, RT 2 dan RT 3 di lingkungan RW 2 Desa Rendeng, Kecamatan Kota. Acara dimulai dengan mengadakan kirab budaya mengelilingi kawasan RW 2.

Terompet glongsor diarak oleh masyarakat dengan diiringi alunan tembang Jawa dan salawat. Selain itu, peserta kirab berpakaian adat Jawa dan busana Kudusan juga juga membawa makanan yang ditata rapi di beberapa tampah.

Setelah kirab, acara dilanjutkan dengan sambutan para tetua, doa dan makan bersama masyarakat setempat. Diharapkan, ke depan, acara Kirab Budaya Terompet Glongsor ini bisa terus dilakukan untuk nguri-uri budaya leluhur.

“Ini sudah kedua kali Kirab Budaya Terompet Glongsor diadakan, sebelumnya di tahun 2022. Semoga seterusnya masih bisa diadakan lagi agar peninggalan sejarah ini tetap terjaga,” tuturnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)

Exit mobile version