SEMARANG, Lingkarjateng.id – Beredarnya video perundungan yang viral di jagat maya oleh sejumlah siswi SMP yang terjadi di Kota Semarang, kini ditanggapi langsung oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang.
Kepala Disdik Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengungkapkan, permasalahan tersebut sudah ditangani oleh pihak berwajib (kepolisian) dan dirinya mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah mengkampanyekan sistem sekolah ramah anak. Namun, kenyataannya program tersebut belum memberikan hasil yang maksimal terutama pada anak sekolah di usia remaja.
“Jadi ada tugas orang tua, komite sekolah, keduanya harus bergerak bersama kita mengarahkan anak kita. Itu sudah selalu kita sampaikan setiap ada pertemuan, kemudian di saat ada waktu sosialisasi masyarakat,” ungkapnya saat dihubungi via telepon.
3 Siswi SMP Pelaku Perundungan di Semarang Berhasil Diamankan
Dirinya menggarisbawahi bahwa, kejadian tersebut berada di luar sekolah. Sehingga pihaknya meminta kepada seluruh jajaran yang terlibat dalam sekolah untuk saling bekerja sama dalam memantau dan mengawasi aktivitas anak.
“Sekali lagi, kita tidak bisa langsung memantau anak terus, kalau di sekolah masih bisa dipantau, namun kalau sudah di luar sekolah kita yang nggak bisa memantau,” ujarnya.
Selain itu, dirinya meminta untuk kasus tersebut jangan terlalu di-expose atau disebarluaskan. Ia menyebut, jika pelaku bahkan korban perundungan membaca berita tersebut, dikhawatirkan akan mempengaruhi mental kedua pihak.
Hendi Sebut Disdik Semarang Keliru Gabungkan Beasiswa Prestasi dan Kemiskinan
“Takut saya kalau di ekspos peserta didik banyak yang baca, maka semakin down. Yang penting, jangan lupa penguatan psikologi daripada korban, kita ini kan di sekolah Semarang sudah menerapkan sekolah ramah anak, jadi jangan di-bully,” tegasnya.
Kemudian, pihaknya meminta kepada sekolah untuk saling bekerja sama dalam pendidikan Kota Semarang. Gunawan mengungkapkan, untuk menekan angka kekerasan di sekolah, pihaknya telah menerapkan sekolah ramah anak.
Program ini pun dideklarasikan kepada sekolah mulai dari kepala sekolah, komite, siswa, hingga orang tua/wali murid siswa. Dengan begitu untuk menerapkan sistem ramah anak tersebut dirinya meminta dari berbagai pihak untuk saling bekerja sama dan bergotong royong dalam penerapannya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)