SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sebuah video viral di sosial media (medsos) yang nampak memperlihatkan seorang pria yang diyakini merupakan kurir nampak tengah membagikan berupa bingkisan makanan ke salah satu warga lansia pada Minggu, 3 Desember 2023.
Dari video viral yang banyak menuai kritikan dari warganet itu memperlihatkan seorang pria, yang diduga kurir itu menukar makanan yang diberikan kepada lansia dengan kemasan yang lebih kecil setelah pria itu mendokumentasikan lansia saat menerima bantuan makanan itu.
Berdasarkan pantauan dan penelusuran Lingkar, video viral yang awal mula diduga terjadi di Kota Salatiga itu, nyatanya terjadi di salah satu wilayah di Kabupaten Semarang.
Kejadian viral itu diketahui terjadi di Dusun Klero Wetan, Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang dimana video viral itu dibuat dan diunggah oleh keponakan lansia yang tampak jelas di video berdurasi 1.09 menit itu dari rumah didepan milik lansia itu berada di video.
Ditanya soal itu, keponakan dari Mbah Widodo (lansia yang tampak di video) yang bernama Rozikin (22) mengaku bahwa pemberian bantuan makanan kepada lansia tersebut terjadi tepatnya pada Sabtu, 2 Desember 2023 pagi, dimana seorang pria mengantarkan paket makanan ke rumah budhenya yang bernama Mbah Widodo.
“Saya kira itu sedang mengantarkan paket, karena biasanya saya belanja beli online, jadi saya kira nganter paket,” ujarnya pada Selasa, 5 Desember 2023.
Karena ia merasa curiga, sebab budhenya itu tidak pernah memesan paket, maka ia berinisiatif merekam video itu saat seorang pria yang diduga kurir tengah memberikan bingkisan makanan kepada budhenya, yakni Mbah Widodo.
“Video itu awalnya hanya antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ya takutnya hipnotis atau apa gitu, karena banyakkan kejadian-kejadian hipnotis,” bebernya.
Saat merekam pria yang membagikan makanan kepada budhenya itu, ia baru menyadari, bahwa setelah pria tersebut mendokumentasikan budhenya dengan membawa paket makanan dengan ukuran besar kemudian digantinya dengan diberikan bingkisan makanan ke ukuran yang lebih kecil kepada Mbah Widodo itu.
“Kemudian saya sempat memanggil petugas tersebut untuk meminta keterangan. Hanya saja petugasnya tidak merespon dan langsung mengendarai motornya langsung keluar dari rumah budhe sata,” sebutnya.
Setelah itu, ia kemudian bertanya kepada budhenya soal bantuan makanan yang diberikan tersebut, dan benar, diungkapkan oleh Rozikin, bahwa yang diberikan bantuan makanan dengan kemasan yang kecil sedangkan yang difoto adalah makanan dengan kemasan yang lebih besar.
Rozikin juga mengaku, tujuan mengunggah video itu ke media sosial agar program pemerintah yang berjalan segera diperbaiki dan kejadian seperti itu tidak terulang lagi.
“Dan saat ini permasalahan tersebut sudah selesai dan video yang saya unggah itu sudah saya hapus dan semuanya clear, sudah diselesaikan dan dijelaskan semuanya,” paparnya.
Disisi lain, diklarifikasi oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Semarang, Istichomah bahwa menanggapi hal tersebut ia menegaskan bahwa Pemkab Semarang mendapatkan bantuan Permakanan Lansia dari Kementerian Sosial (Kemensos).
“Dan salah satunya yakni ada di Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, dimana hingga bulan November kemarin terdapat 73 lansia tunggal yang mendapatkan bantuan tersebut. Lalu ditambah lagi di awal Desember 2023 sebanyak 29 lansia penerima bantuan itu, sehingg total ada 102 lansia tunggal yang menerima bantuan Permakanan Lansia dari Kemensos, dan Mbah Widodo salah satunya yang baru menerima,” terangnya saat dikonfirmasi di Rumah Dinas Bupati Semarang, Ungaran, Kabupaten Semarang.
Istichomah kembali menerangkan, jika beberapa bantuan tidak terdapat masalah apapun dalam pembagiannya, namun saat dibagikan ke penerima baru, termasuk diantaranya adalah Mbah Widodo maka kejadian viral ini pun terjadi.
“Pengantar itu memang kurir yang ditugaskan oleh Kecamatan Tengaran untuk membagikan bantuan makanan untuk lansia itu, dan driver ini memang belum siap mengantarkan tambahan makanan ke lansia-lansia yang terdaftar, termasuk juga ke 29 lansia tunggal baru yang harus ia antarkan bantuan makanan itu,” imbuhnya.
Kadinsos Kabupaten Semarang itu juga mengatakan, bahwa driver itu hanya mendapatkan Rp 1.000 dalam sekali antar.
“Kemudian untuk menyingkat waktu wadah yang digunakan tidak lagi box melainkan wadah kecil, alasannya agar driver bisa cepat mengantarkan bantuan makanan itu karena maksimal pengantaran pagi itu jam 07.00 WIB biar tidak basi, jadi lebih ringkes kalau harus mengantar ke 102 lansia dengan wadah yang lebih kecil,” tuturnya.
Ditanya isi makanan tersebut, Istichomah menegaskan bahwa isi makananya sama persis dengan makanan yang ada di box, tidak ada yang dikurangi dan tidak ada yang dilebihkan.
“Isinya tetap sama persis, ada nasi, sayur, lauk, buah, bahkan kerupuk, dan air minum. Isi makanan ini sama dengan yang di box hanya saja kemasannya lebih kecil, karena setiap selesai proses memasak dan dikemas, hingga ke penyaluran makanan itu ke lansia selalu didokumentasikan dan dilaporkan ke Kemensos,” tegas Istichomah.
Sehingga, katanya, jika tidak sesuai atau tidak memenuhi standar maka pihak Kemensos pun yang akan mengecek secara langsung ke Kelompok Masyarakat (POKMAS) kecamatan di Kecamatan Tengaran yang mengurus bantuan Permakanan Lansia.
“Karena memang dari November hingga awal Desember Laporan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dari penyaluran bantuan tersebut menggunakan boks plastik sebagai wadah. Namun berhubungan untuk menyingkat waktu pihak Pokmas mengganti wadah yang lebih ringkas, dan hal ini belum disosialisasikan ke penerima dan masyarakat sehingga menimbulkan asumsi berbeda di masyarakat hingga viral seperti ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Kadinsos Kabupaten Semarang itu mengakui kesalahan yang diakuinga belum adanya sosialisasi ke masyarakat khususnya penerima baru tersebut.
“Kta juga sudah menegur pihak Pokmas Kecamatan Tengaran, karena seharusnya mereka memberikan penjelasan terlebih dahulu ke penerima baru. Selain itu, kami tegaskan juga pelaksana program tersebut melainkan hanya sebagai penyedia data lansia tunggal yang ada di Kabupaten Semarang,” bebernya.
Dan program Permakanan Lansia tersebut diberikan langsung ke Pokmas Kecamatan Tengaran langsung dari Kemensos.
“Jadi uang untuk belanja, hingga pendistribusian itu bukan di kami Dinsos tapi langsung ke Pokmas, karena ini program Kemensos, termasuk pelaporan hariannya pun langsung ke Kemensos, dan kami hanya mengetahuinya saja. Bahkan dana pun juga langsung didistribusikan ke Pokmas dari Kemensos, kami dari Dinsos hanya dimintai data jumlah lansia tunggal, untuk pelaksanaanya langsung dari Kemensos ke Pokmas masing-masing kecamatan,” terang Istichomah.
Dari kejadian tersebut, ia berharap masyarakat mengetahui adanya program dari pemerintah tersebut. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)