SEMARANG, Lingkarjateng.id – Puluhan massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Semarang melakukan demo di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Kota Semarang pada Kamis, 1 September 2022 jam 13.30 WIB hingga sore.
Aksi tersebut dilakukan sebagai respons adanya isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. HMI juga kenaikan tarif listrik dan mafia migas. Suara para mahasiswa juga tertera dalam spanduk yang dibawa dalam aksi tersebut.
Salah satu orator menyampaikan apabila pemerintah tetap menaikkan harga BBM bersubsidi, maka akan mengorbankan kondisi ekonomi rakyat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.
Ketua Umum HMI Kota Semarang, Ilham Rosyid Hasibuan menyampaikan isu kenaikan BBM, kenaikan tarif listrik hingga mafia migas dinilainya dapat berdampak buruk bagi masyarakat.
“Bisa kita lihat kondisi saat ini, kita baru saja menghadapi pasca Covid-19, tiba-tiba kita dihadapkan dengan kenaikan BBM, listrik naik, saya rasa kalau isu ini dinaikkan akan memberikan dampak buruk khususnya pada perekonomian masyarakat ke bawah,” ungkapnya.
Menurutnya rencana kenaikan BBM akan semakin menyusahkan masyarakat karena negara Indonesia baru saja menghadapi Covid -19, namun tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat. Ada enam tuntutan yang disuarakan oleh HMI, di antaranya menolak kenaikan BBM, menolak kenaikan tarif dasar listrik, berantas mafia tambang dan migas, tunda pelaksanaan RKUHP dan perbaiki pasal-pasal yang bermasalah, tuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan reformasi Polri. (Lingkar Network | Mualim – Koran Lingkar)