JEPARA, Lingkarjateng.id – Layanan kesehatan Ibu dan Anak menjadi sangat penting terutama dalam menyiapkan generasi emas di tahun 2045, terutama masalah stunting di Jepara. Hal itu menjadi tema dalam dialog interaktif bersama Ketua DPRD Kabupaten Jepara, Haizul Ma’arif dan Staff Kesehatan Keluarga dan Gizi Anak Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Riyanti, di Radio R-Lisa, Minggu (26/6).
Gus Haiz, sapaan akrab Ketua DPRD Jepara mengatakan bahwa, Pemerintah Kabupaten Jepara dan DPRD merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai unsur penyelenggara pemerintah, yaitu meningkatkan pelayanan wajib dasar, khususnya terhadap kesehatan ibu dan anak yang harus terpenuhi demi menekan angka stunting di Jepara.
“Tentu kita akan lebih siap dalam langkah mendukung kesehatan ibu dan anak,” kata Gus Haiz.
Dirinya menambahkan, saat ini stunting di Jepara telah menjadi sebuah isu nasional. Bahkan, isu kelahiran bayi kerdil di Kota Ukir sempat mendapatkan rapor merah. Oleh karena itu, diperlukan berbagai kesiapan dari segala pihak agar hal ini bisa teratasi.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa, kesiapan nikah juga menjadi perhatian tidak hanya lahiriah tetapi juga batiniah, sehingga pasangan calon suami atau istri bisa memiliki rumah tangga yang baik, sehat, dan benar-benar siap. Termasuk kesadaran gizi bagi ibu hamil, yang menurutnya masih sangat rendah. Dengan kesadaran tersebut diharapkan bisa menekan angka stunting di Jepara.
“Kita harus ada evaluasi dan paparan diklat pra nikah. Bagaimana untuk mewujudkan keluarga yang sehat, ini yang harus ditingkatkan. DPRD Jepara akan terus mengawalnya,” tegasnya.
Di akhir sesi, Gus Haiz berharap, masyarakat khususnya anak-anak remaja dan juga ibu aktif mengakses informasi mengenai kesehatan untuk menekan angka stunting di Jepara. Informasi tersebut bisa didapat dari Puskesmas, Posyandu, dan Bidan Desa.
“Saya harapkan para ibu-ibu remaja memiliki nomer HP Bidan Desa sehingga ketika ada masalah dapat dikonsultasikan langsung supaya mendapatkan penanganan lebih cepat,” tegasnya.
Sementara itu, Staff Kesehatan Keluarga dan Gizi Anak Dinas Kesehatan Jepara, Riyanti mengatakan, persalinan wajib difasilitasi dengan pelayanan kesehatan. Sehingga, tidak ada lagi ibu yang melahirkan dirumah.
“Kita sudah buat forum Komunikasi Kesehatan Ibu dan anak, di dalamnya ada dokter kandungan, Dokter Anak, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas, Bidan Koordinator. Ini fungsinya ketika nanti ada kesulitan semua bisa saling membantu di dalam forum tersebut,” kata Riyani. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)