SALATIGA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Salatiga menggelar pelatihan digitalisasi branding, pemasaran dan penjualan kuliner pada Senin, 29 Agustus 2022. Program pelatihan ini diikuti sebanyak 40 peserta.
Kepala Disbudpar Salatiga, Valentino T Haribowo mengatakan Kota Salatiga sudah ditetapkan sebagai kota berbasis kuliner oleh Kemenparekraf Sandiaga Uno atau dikenal sebagai Kota Gastronomi.
“Tahun 2023 kami akan kembali mendaftar ke UNESCO UCCN, sehingga Disbudpar mengadakan pelatihan digitalisasi seperti saat ini agar mendukung semua proses yang dibutuhkan,” jelas Valentino T Haribowo.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Sinoeng Noegroho Rachmadi yang menjadi narasumber kegiatan ini berharap produsen betul-betul memperhatikan pangsa pasar. Jangan pemilik usaha menjadi talent iklan untuk kepentingan pemasaran, karena dipastikan jadinya jelek.
“Ketika memasarkan produk harus ditentukan targetnya. Misalnya target anak-anak, orang tua, atau semua segmen. Karena inilah yang akan menentukan dalam penentuan pemilihan talent,” kata Sinoeng N Rachmadi.
Ia juga menyarankan kalau promosi produk jangan lupa menjalin kolaborasi dan bawa kemanapun produk tersebut.
Seorang pelaku kuliner yang menjadi peserta pelatihan, Melanie (35) warga Perumahan Gunungsari Salatiga mengaku senang dipilih menjadi peserta pelatihan.
“Usaha saya fokusnya membuat puding ulang tahun, dan puding tumpeng, dan sekarang sedang belajar puding suntik/puding motif. Belajar autodidak dari YouTube. Usaha saya mulai sejak tahun 2017 lalu,” tuturnya. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)