BATANG, Lingkarjateng.id – Bulan Ramadan banyak dimanfaatkan untuk melakukan ibadah dan menimba ilmu. Termasuk pelajar berkebutuhan khusus tingkat SD hingga SMA di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang mengikuti program pesantren kilat.
Pesantren kilat yang digelar sejak 3-6 April 2023 ini digelar untuk memberikan pendidikan agama sekaligus mengisi kegiatan di bulan suci Ramadan. Program kegiatan yang diselenggarakan mulai dari berlatih cara berwudu hingga tata cara salat dan hukum puasa bagi muslim.
Tata cara bersuci dan salat itu dipraktikkan langsung oleh para siswa agar dapat dipahami secara lebih mudah.
Disdikbud Batang Minta Sekolah Tiadakan Tes Calistung dari PPDB SD
Kepala SLB Negeri Batang, Sepholindarsih, menyampaikan bahwa kegiatan keagamaan ini tetap didampingi para guru agama sehingga diharapkan siswa lebih mudah memahami setiap lafal dan gerakan yang dipraktikkan.
“Yang terpenting lewat pelajaran praktik ini, anak-anak akan timbul perasaan saling menghargai ketika seorang anak kecil yang tidak puasa, ia tidak akan membawa makanan ke sekolah,” jelasnya, pada Kamis, 6 April 2023.
Kegiatan pesantren kilat ini sudah rutin digelar setiap tahunnya, sehingga anak-anak sudah terbiasa menjalani rutinitas pembelajaran di kelas yang diimbangi pesantren kilat selama Ramadan.
Pemkab Batang Harap Guru Wiyata Bakti Diangkat Jadi PPPK Tanpa Tes
Sementara itu, Guru mata pelajaran agama, Slamet Makmur, mengakui perlu perhatian dan kesabaran ekstra untuk menanamkan pelajaran agama kepada anak berkebutuhan khusus.
“Anggap saja mereka seperti anak kita sendiri, kita merasa memiliki, sehingga dalam menyampaikan pembelajaran lebih ringan,” terangnya.
Ia mengharapkan, setelah anak-anak mengikuti program pesantren kilat selama 4 hari ini, mereka lebih bisa menerapkan pelajaran yang dipraktikkan selama beberapa hari ini, di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
“Semoga mereka lebih giat dalam menekuni ilmu agama dan menjadi anak yang saleh dan salehah,” ucapnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)