PATI, Lingkarjateng.id – Ratusan petani Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati menggelar long march atau jalan kaki sepanjang 30 Km dari desa menuju Kota Pati, Jumat 31 Mei 2024 pukul 01.00 WIB . Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan para petani terhadap sikap pemerintah yang tidak bisa membantu menyelesaikan masalah sengketa lahan pertanian yang digarap oleh PT Laju Perdana Indah (PT LPI) atau PG (Pabrik Gula) Pakis.
Sebelum melakukan aksi, ratusan petani terlebih dahulu berziarah dan istigosah ke Makam Mbah Muttamakin di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso pada Kamis 30 Mei 2024 sekitar pukul 21.00 WIB.
Baru pada pukul 01.00 WIB, masa aksi berjalan menuju Alun-Alun Simpang Lima Pati dengan membawa obor, serta sejumlah spanduk bertuliskan “Laku Melaku, Aksi Jalan Kaki Petani Pundenrejo Menuntut Keadilan”.
Massa kemudian melakukan aksi damai di Alun-Alun Simpang Lima Pati pada pukul 08.00 WIB, dengan hafalan agar Pemkab Pati bisa membantu membebaskan lahan petani yang saat ini ditanami tebu oleh PT LPI.
“Kami berjalan kaki dari Desa Pundenrejo menuju Pati untuk memperjuangkan tanah peninggalan nenek moyang,” kata Sumiyati salah seorang peserta aksi.
Dengan adanya aksi ini, Sumiyati berharap bisa didengar oleh pemerintah pusat. Sehingga bisa membantu penyelesaian masalah ini yang dirasa sangat merugikan petani Desa Pundenrejo.
“Konflik agraria yang tidak kunjung usai antara petani Pundenrejo dengan PT LPI menandakan ketidakseriusan negara, semoga segera terselesaikan,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, perjuangan petani Pundenrejo untuk merebut kembali tanah seluas 7,3 Hektar yang saat ini diklaim dengan HGB oleh PT Laju Perdana Indah sudah berlangsung lama. Konflik yang berkepanjangan membuat petani Pundenrejo kehilangan sumber penghidupan. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)